Selasa, 10 Maret 2015

Inginku (CERPEN)

“INGINKU”
By : Rieska Seventina

                Hampir  tiap malam aku menangis, bukan karna patah hati seperti yang dialami para remaja pada umumnya, tapi karna orang tuaku. Ya mereka..mereka selalu menuntutku untuk menjadi yang terbaik dan selalu memaksakan kehendak mereka.
                “Kenapa kamu cuma dapat juara 3? Harusnya kamu bisa jadi juara 1!!!” Kata Ayahku  dengan nada tak enak didengar.
                “Kamu lihat Kiki, dia selalu jadi juara di sekolahnya” Kata Bunda menimpali.
                Aku hanya terdiam.Aku gag tau kenapa orangtuaku selalu menuntutku.
                “Ra...nglamunin apaan sich?” Kata Sifa menyadarkanku dari lamunan kejadiaan 3 bulan lalu.
                “Eh nggak Fa” Jawabku kaget.
                “Ntar  jadi ikutan hang out kan?” 
                “Okey” Jawabku singkat.
                Ku puas-puasin main hari ini, sebagai pelampiasan kekesalanku pada orangtuaku yang selalu menuntutku, karena dengan teman-temankulah kudapatkan kebahagiaan. Tidak dengan keluargaku. Tiba-tiba hp ku berdering, ku buka pesan dari bunda.
          “jam 6 tidak sampai rumah, tak ada pintu buat kamu”
Reply
“Iya Bunda, aku segera pulang”
Send...
                Sampai rumah aku dimarahi Ayah dan Bunda lagi. Tidak ada semangat belajar dijiwaku, yang kufikirkan hanya main, ea pelampiasanku.
****
                Pagi ini aku sangat malas, karena nanti aku harus  ke apotik Bunda.
                “ Nanti pulang sekolah kamu ke apotik Bunda, kamu bantu-bantu di sana. Karena kamu harus terbiasa dengan   obat, jadi nilai pelajaran IPA kamu juga harus baik” Kata Bunda panjang lebar, jadi luas donk..hehe
                “Ingat...akper  tujuanmu..!!!” Kata Bunda lagi.
                Urrgghhh...Bunda..!!! Itukan bukan tujuanku, itu tujuan  Bunda. Kenapa sich selalu memaksaku?  Aku kan ingin jalanku sendiri.
***
Ibarat pasir, semakin digenggam semakin lepas. Itulah aku, dengan kekangan yang seperti itu, aku justru semakin ingin bebas. Sekarang aku sering keluar malam dengan berbagai alasan agar Ayah Bunda mengijinkanku.
Suatu hari...
                “Ra..kamu dipanggil Kepsek” Kata Sifa.
                “Kenapa Fa..?” Tanyaku kaget.
                Aku segera lari keruang Kepsek dengan hati berdebar-debar. Ibu Kepsek memberikan surat panggilan untuk orangtuaku. Aku tak tau kenapa, selama ini aku tidak melanggar peraturan.
                Sampai di rumah, kuberikan surat itu pada Bunda.
                “Kamu bolos sekolah?” Tanya Bunda.
                “Tidak Bunda, aku selalu masuk” Jawabku.
                “Kamu melanggar peraturan..?” Lanjut Ayah.
                “ Tidak Ayah, Aku selalu berusaha tertib, beneran..!! coba aja Ayah  ma Bunda tanya ke Sifa, dia tau gimana aku di sekolah.” Jelasku.
                “Kamu pasti bermasalah” Kata Ayah lagi.
                “Tidak ayah, aku tak pernah lakukan hal-hal bodoh”
                Aku segera pergi ke kamar, ku dengar di luar  Ayah dan Bunda masih  ngobrol tentang masalah ini. Ku coba berfikir apa kesalahanku, tapi tak ku temukan. Sampai  tanpa sadar aku tertidur. Tidur pulas ditengah masalah yang sedang kualami.
****
                “Kuq genteng di kamarku bocor..” Kataku saat bangun tidur, kutemukan percikan air disekitar  tempat tidurku.
 Ku dengar Bunda marah-marah diluar. Bundaa...tega..!! aku disiram gara-gara tidak segera bangun.
****
                Hari ini Ayah Bunda ke sekolah.Menemui Ibu Kepsek.  Aku tak ikut mereka karena harus mengikuti pelajaran dikelas.
          “Bumda..Rara langsung  belajar bareng dirumah Sifa.” Kukirim pesan ke Bunda.
                “Iya, jangan pulang malam-malam”
                Kubohongi Bunda lagi, sebenarnya aku tidak belajar, tapi main dengan Sifa dan teman-teman.
****
                “Baru belajar apa Ra..?” Tanya Ayah setelah aku sampai rumah.
                “Mmm...bio,, eh fisika Yah” Jawabku gugup, karena tak biasanya Ayah bertanya seperti ini.
                “Kenapa gugup begitu?” Tanya Ayah lagi.
                “Gpp Yah” Jawabku. Padahal aku gugup karena takut kebohonganku diketahui Ayah ma Bunda.  Kenapa Ayah dan Bunda jadi sabar?
                “Tadi kenapa Yah..? Ada masalah apa?” Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
                “Benar selama ini kamu belajar sama teman-temanmu?” Kata Ayah malah balik bertanya penuh selidik. Bunda masih belum bergeming.
                “Iya Ayah, emang kenapa?” Jawabku.
                “Kalau kamu belajar kelompok, kenapa nilai-nilaimu malah turun?” Tambah Bunda.
                “Gag tau Bun” Jawabku singkat.
                “Kalau begitu kamu harus ikut pelajaran tambahan diluar sekolah” Kata Ayah tegas.
                “ Iya Ayah”
                Ku ikuti semua kata ayah. Dengan berbagai cara kuatur agar setelah les aku bisa main.
****
Suatu hari..
                Aku kecapekan karena kebanyakan kegiatan disekolah. Sepulang sekolah aku langsung tidur.
                “Ya Ampun..uda  jam 7, padahal setengah 8 aku ada les” Aku tergesa-gesa kekamar mandi.
                “Ra..bangun, kamu nanti telat..!!!” Teriak Bunda dari luar.Karena aku tak menjawab, Bunda segera masuk kamarku, aku sudah dikamar mandi. Tiba-tiba hp ku berdering..
          “ Ra..nanti  setelah les jadi ya..ku tunggu ditempat biasa”  Bunda membuka pesan dari Sifa.              
                Setelah itu aku dimarahi habis-habisan, karena aku selalu main dan main. Malam ini aku dirumah, kuhabiskan waktu dengan laptopku..tak ada les dan main dengan Sifa.
Aku capek dengan semua ini. Aku capek karena Ayah dan Bunda selalu menuntutku..akukan ingin menemukan jalanku sendiri. Aku bukan anak kecil lagi  Yah..
            Ayah, Bunda..ngertiin Rara donk, Rara capek seperti ini terus, Rara capek harus selalu membohongi kalian untuk mencari kebahagiaan Rara...
               


$
               
Bunda membaca diary yang kutulis dilaptopku. Aku ketiduran.
****


                

3 komentar: