Jumat, 29 Mei 2015

CATATAN msi (9)

Pagi guys..
                Pagi ini aku ga telat lohh J,, jadi bisa ikut perkuliahan dengan tenang..hehe
Langsung aja ya, MSI kali ini ( 26 Mei 2015 ) membahas tentang “Fundamentalisme ”. Saya akan menceritakan sedikit yang saya dapat dari perkuliahan kali ini. Check it out..!!!
Pertama, kita membahas Idealitas, yaitu keinginan-keinginan terbaik yang kita harapkan terjadi dalam hidup kita, aku sihh sering menyebutnya dengan “ mimpi”. Sedangkan Realitas merupakan kenyataan yang ada. Terkadang memang mimpi itu tak sesuai kenyataan, saat keadaan seperti ini sulit rasanya bahkan terasa ga bisa bertahan, namun inilah hidup kita dan kitapun harus terus melanjutkannya.  Ketidaksamaan realitas dengan idealitas ini disebut dengan GAP.
Kedua, transformasi. Transformasi sering juga disebut dengan perubahan. Ada dua hal yang dibahas disini, yaitu :
1.       Sistem belajar
Transformasi sistem belajar di SMA dari yang berpusat ke guru, sekarang saat kuliah menjadi berpusat ke mahasiswa.
2.       Sifat Ilmu
a.       Ilmu bersifat teori
b.      Ilmu bersifat praktis.
Segala sesuatu yang kita pelajari saat ini ( dari dua macam sifat ilmu diatas), belum tentu bermanfaat untuk saat ini juga, tetapi pasti bermanfaat untuk masa depan.
                Ketiga, fundamentalisme, yaitu kelompok orang yang mengalami GAP. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor berikut :
1.       Eksistensi => biasanya orang yang fundamentalisme itu keberadaan dirinya di m asyarakat tidak begitu diperhatikan, bahkan dicuekkan begitu saja.
2.       Alienasi => orang yang fundamentalisme biasanya terasingkan dari budaya, politik, maupun keadaan ekonomi yang kekurangan.
Karena keadaan yang serba kurang tersebut, membuat mereka “milenial” yaitu memimpikan sesuatu yang indah dimasa depan.

Fundamentalisme yaitu orang yang memahami agama secara “skripturalisme”, yaitu secara apa adanya sesuai dengan yang ada dikitab suci tanpa menyesuaikannya dengan perubahan zaman.  

Minggu, 24 Mei 2015

Catatan MSI ( 8 )


Siang kawan
Pada pertemuan kali ini ( 19 Mei 2015 ) MSI saya sedikit telat, tetapi saya berusaha mengikuti pembelajaran dengan semaksimal mungkin. Oke guys langsung aja yaa...MSI kali ini membahas tentang Isu-Isu Aktual Dalam Studi Islam, khusunya PLURALISME, ada beberapa poin yang bisa saya catat disini, diantaranya yaitu :
1. Relasi sosial antara :
a.  Kelompok agama
b. Antar kelompok agama.
2 hal ini menghasilkan harmoni ( keselarasan, perdamaian ) dan konflik ( perrtentangan antar individu maupun antar kelompok ).
2.Pluralisme, yaitu meyakini agama yang didanut sebagai agama yang paling benar dan secara sosial harmonis dengan kelompok agama yang berbeda. Dalam hal ini, seorang penganut agama mengganggap agama yang dianutnya adalah yang paling benar, tetapi ia tetap menghargai agama lain dan tidak menjelek-jelekkan agama tersebut.
3.                Konflik yang terjadi di masyarakat berasal dari prasangka seseorang terhadap orang lain, hendaknya kita mampu memahami orang lain untuk meminimalisir adanya konflik. Konflik juga bisa terjadi di lingkup terkecil yaitu keluarga dan lingkungan.
4.                Linier yaitu terus menerus, lurus. Sedangkan kebalikannya adalah sirkuler atau pasang surut, zig-zag.
5.                Solusi. Solusi disini mencakup beberapa hal, diantaranya adalah :
a.  Emosi => Memiliki kecerdasan emosi dalam menyelesaikan konflik atau bisa disebut dengan belum dewasa secara EQ.
b. Spiritual => Orang yang kecerdasan spiritualnya tinggi akan jarang terjadi konflik dalam dirinya maupun dirinya dengan orang lain.
c.  Sosial => Konflik dibawa ke orang yang status sosialnya tinggi. Dalam hal ini, orang yang dimaksud diposisikan sebagai perantara / pelerai masalah.
6. Paradoks yaitu yang diucapkan dan yang dilakukan tidak sama.
7.                Islam merupakan ajaran kebaikan, tetapi pemeluknya lah yang membuat terjadi konflik. Disinilah terjadinya paradoks, karena umat Islam yang saling menyalahkan dan memvonis antara seorang pemeluk dengan pemeluk lainnya.
8.                Relativisme, yaitu tidak ada kebenaran yang mutlak.
9.Sinkretisme yaitu pencampuran beberapa keyakinan dan muncul keyakinan baru. Sebagai contoh yaitu di India pencampuran Islam dan Hindu yang menghasilkan agama “ Sikh ”.
10.            Terjadinya konflik karena tidak adanya dialog untuk mencari solusi. Disini dialog ada 4 macam, yaitu :
a.  Dialogue of Hearts : Rasa sebagai saudara dan tanpa adanya penghalang psikologis.
b. Dialogue of Live : Menegakkan nilai-nilai kehidupan manusia.
c.  Dialogue of Peace : Memperbincangkan Tuhan dan manusia dalam kedamaian.
d. Dialogue of Silence : Tuhan berbicara kepada manusia.

Prinsip-prinsip dialog dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengubah dan membangun persepsi.
2.Dialog antar agama merupakan suatu proyek dua pihak intern.
3.                Dialog harus diikuti dengan kejujuran dan ketulusan yang sungguh-sungguh.
4.                Setiap peserta dialog harus  mendefinisikan dirinya sendiri.
5.                Setiap peserta harus mengakui dialog tanpa asumsi yang kukuh dan tergesa-gesa.
6. Dialog dilakukan antara pihak yang setara.
7.                Dialog didasarkan pada saling percaya.
8.                Peserta dialog harus mampu bersikap kritis.
9.Setiap peserta harus memahami agama mitra dialognya.
10.            Tidak boleh membandingkan idealisme dengan praktek mitra dialognya.

Judul Buku         : Pengantar Studi Islam
Penulis                 : Ngainun Naim
Tahun Terbit       : 2009
Penerbit            : Teras, Yogyakarta
Halaman            :  131 - 145

Jumat, 15 Mei 2015

Catatan MSI (7)

Pagi guys
     Mata kuliah MSI pertemuan hari ini ( 12 Mei 2015 ) dengan cuaca yang begitu panas dan aku telat karena kesiangan berangkat. Tetapi aku masih bisa mengikuti pembelajaran.
     Pada pertemuan kali ini MSI membahas tentang “ Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam ”. Sejarah   berasal dari bahasa Inggris  “ History ” atau bahasa Arab “ syajarotun ” atau pohon. Pohon disini sebagai simbol karena pohon memiliki akar, batang, dan ranting sebagaimana sejarah yang akan terus berlanjut.
     Kriteria peristiwa bersejarah ada tiga, yaitu :
a.  Peristiwa masa lalu, karena tidak mungkin peristiwa yang belum terjadi akan bisa kita ceritakan dan teliti lebih lanjut.
b.  Cakupannya luas.
c.  Memiliki dampak. Dampak secara sosial, politik, maupun kebudayaan dan yang lainnya yang dapat memiliki pengaruh terhadap kehidupan.

Sedangkan menurut Hugiono dan P.K Poerwanto, sejarah merupakan rekontruksi. Sejarah tidak akan menjadi sebuah sejarah apabila tidak ada yang menulis dan menceritakan hal tersebut. Seperti peristiwa proklamasi misalnya, tidak akan menjadi sebuah peristiwa bersejarah apabila tidak ada orang yang menceritakan dan menulis tentang peristiwa tersebut dan apabila tidak ada orang yang menganggap penting peristiwa proklamasi.

Kaidah sejarah menurut Kuntowijoyo adalah sebagai berikut :
a.  Sejarah itu fakta.
b.  Diakronis, yaitu memanjang dari sisi waktu. Misalnya Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1941 / 1942 sampai dengan tahun 1945.
c.  Ideografis, yaitu pelkisan dalam cerita secara runtut.
d.  Unik, yaitu hanya terjadi sekali dan tidak ada pengulangan. Pengulangan tidak anggap sebagai peristiwa sejarah. Misalnya upacara peringatan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus setiap tahun tidak dianggap sebagai peristiwa proklamasi karena peristiwa proklamasi hanya terjadi sekali yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
e.  Empiris, yaitu benar-benar terjadi dan tidak direkayasa serta dikuatkan dengan bukti-bukti konkrit.

Prosedur penelitian sejarah  dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.  Menentukan topik. Judul bisa disesuaikan dengan topik yang telah ditentukan.
b.  Membuat proposal.
c.  Mengumpulkan sumber. Sumber disini terdiri dari sumber tertulis, sumber visual & audio visual, benda-benda sejarah, dan sumber lisan apabila peristiwa tersebut belum lama terjadi.
d.  Mengkritik sumber.
e.  Interpretasi sejarah.

Judul Buku         : Pengantar Studi Islam
Penulis             : Ngainun Naim
Tahun Terbit       : 2009
Penerbit           : Teras, Yogyakarta

Halaman           :  97

Rabu, 06 Mei 2015

Catatan MSI ( 6 )


Siang kawan..
Mata Kuliah MSI pada pertemuan ini tanggal 05 – 5 -  2015        ( tanggal cantik..hehehe) membahas 2 hal, yaitu Studi Islam di Indonesia dan Pendekatan Awal dan Modern dalam tradisi kajian Islam. Langsung aja aku ingi sedikit menulis tentang materi ini.
Studi Islam di Indonesia selalu dinamis, berkembang, dan mengalami perubahan demi kontekstualisasi. Dari pembelajaran ini yang bisa saya tangkap adalah ada 3 hal baru dalam studi Islam di Indonesia.
Pertama, ada berbagai pendekatan yang beragam dalam Islam. Yaitu pendekatan normatif ( Al-Qur’an, Hadits, dan Turats (kitab) ) dan pendekatan sosio-normatif ( Sesuai perkembangan zaman ).
Kedua, pengenalan terhadap berbagai argumen memberikan dampak pada pemahaman yang plural ( polyphonic understanding ), yaitu melihat ke berbagai pemahaman.
Ketiga, PTKIN ( UIN, IAIN, STAIN ) mempunyai 2 misi, yaitu pendidikan dan pengajaran, dan misi kedua adalah dakwah. Dengan demikian, PTKIN akan menjadi “Centre Of Excellent  atau pusat keunggulan.
Studi Islam di Indonesia ada beberapa tahapan. Yaitu :
1.    Masuknya Islam => Abad 8 dan ada proses belajar.
2.   Pengaruh Timur Tengah dan Asia Selatan karena banyaknya orang Indonesia yang melakukan studi Islam di Timur Tengah dan Asia Selatan sehingga setelah pulang ke Indonesia membawa pengaruh yang cukup signifikan.
3.   Kondisi Stagnat pada tahun 1945 – 1970 karena waktu dan energi telah habis saat penjajahan dan sistem politik yang berganti-ganti.
4.   Pada tahun 1970an, Nurcholish Madjid dengan slogannya “ Islam Yes, Partai Islam No ” karena pada tahun 1960an orang Islam hanya mengutamakan formalitas saja dan tidak memperjuangkan agama.
5.   Tahun 1980an banyak generasi bangsa lulusan Barat  dan membawa metodologi baru.

Judul Buku                : Pengantar Studi Islam
Penulis                      : Ngainun Naim
Tahun Terbit             : 2009
Penerbit                    : Teras, Yogyakarta
Halaman                    : 41

 Pembahasan kedua yaitu Pendekatan Awal dan Modern dalam Tradisi Kajian Islam dengan sub bab “ Pendekatan Missionarisme dan Kolonialisme ”.
Semangat pengkajian di kalangan kaum orientalis  terhadap Islam pada awalnya bukanlah semangat akademis murni, tetapi untuk mempertahankan keyakinan mereka. Yaitu dengan cara menjelek-jelekkan Islam dan membenarkan agama mereka. Kelompok pengkaji tipe ini menganggap Islam merupakan agama pencomot ajaran sebelumnya. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan Missionarisme.
Lalu ketika dunia Barat mulai mampu menguasai Timur, terjadilah proses penjajahan, penguasaan, sekaligus pengendalian terhadap negara-negara Timur terutama yang sedang berkembang. Jadi pengkajian Islam dan elemen-elemennya hanya sebagai sarana untuk membantu kerja kaum penjajah dalam rangka memperkuat kekuasaan di daerah jajahannya.

Catatan MSI ( 5 )


Pagi kawan
Mata kuliah Metodologi Studi Islam pada tanggal 28 April 2015 membahas tentang Studi Islam di Timur dan mendadak UTS. Inilah yang membuatku terkejut karena tidak ku persiapkan sebelumnya. Jadi di UTS ini aku hanya mengandalkan ingatanku yang begitu terbatas. Setelah ku review ternyata ada beberapa hal yang kurang maksimal ku kerjakan. Yaa sudah lahhh namanya juga ga ada persiapan J
Sekarang aku ingin sedikit menulis tentang studi Sslam di Timur yang ku ingat. Check it out..!!
Hampir sama dengan yang terjadi di Barat, studi Islam di Timur Tengah juga bervariasi dan berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya faktor kebijakan politik, dinamika sosial budaya, latar belakang pemegang kebijakan pendidikan, perkembangan ekonomi, dsb.
Di berbagai negara, universitas yang mengajarkan studi Islam tidak sama. Ada karakteristik yang khas dari masing-masing negara dan juga perguruan tinggi. Hal ini menjadikan kekayaan warna dalam studi Islam di masing-masing negara dan lembaga. Konstruksi seperti ini justru akan semakin memperkaya warna studi Islam dan hal ini patut dihargai.

Judul Buku          : Pengantar Studi Islam
Penulis              : Ngainun Naim
Tahun Terbit        : 2009
Penerbit        : Teras, Yogyakarta
Halaman        : 38