Siang kawan..
Mata Kuliah MSI pada pertemuan ini tanggal 05 –
5 - 2015 ( tanggal cantik..hehehe) membahas 2
hal, yaitu Studi Islam di Indonesia dan Pendekatan Awal dan Modern dalam
tradisi kajian Islam. Langsung aja aku ingi sedikit menulis tentang materi ini.
Studi Islam di Indonesia selalu dinamis,
berkembang, dan mengalami perubahan demi kontekstualisasi. Dari pembelajaran
ini yang bisa saya tangkap adalah ada 3 hal baru dalam studi Islam di
Indonesia.
Pertama, ada berbagai pendekatan yang beragam
dalam Islam. Yaitu pendekatan normatif ( Al-Qur’an, Hadits, dan Turats (kitab)
) dan pendekatan sosio-normatif ( Sesuai perkembangan zaman ).
Kedua, pengenalan terhadap berbagai argumen
memberikan dampak pada pemahaman yang plural ( polyphonic understanding ),
yaitu melihat ke berbagai pemahaman.
Ketiga, PTKIN ( UIN, IAIN, STAIN ) mempunyai 2
misi, yaitu pendidikan dan pengajaran, dan misi kedua adalah dakwah. Dengan
demikian, PTKIN akan menjadi “Centre Of Excellent” atau pusat keunggulan.
Studi Islam di Indonesia ada beberapa tahapan.
Yaitu :
1.
Masuknya
Islam => Abad 8 dan ada proses belajar.
2.
Pengaruh
Timur Tengah dan Asia Selatan karena banyaknya orang Indonesia yang melakukan
studi Islam di Timur Tengah dan Asia Selatan sehingga setelah pulang ke Indonesia
membawa pengaruh yang cukup signifikan.
3.
Kondisi
Stagnat pada tahun 1945 – 1970 karena waktu dan energi telah habis saat
penjajahan dan sistem politik yang berganti-ganti.
4.
Pada
tahun 1970an, Nurcholish Madjid dengan slogannya “ Islam Yes, Partai Islam No ”
karena pada tahun 1960an orang Islam hanya mengutamakan formalitas saja dan
tidak memperjuangkan agama.
5.
Tahun
1980an banyak generasi bangsa lulusan Barat
dan membawa metodologi baru.
Judul Buku :
Pengantar Studi Islam
Penulis :
Ngainun Naim
Tahun Terbit :
2009
Penerbit : Teras, Yogyakarta
Halaman : 41
Pembahasan
kedua yaitu Pendekatan Awal dan Modern dalam Tradisi Kajian Islam dengan sub
bab “ Pendekatan Missionarisme dan Kolonialisme ”.
Semangat pengkajian di kalangan kaum orientalis terhadap Islam pada awalnya bukanlah semangat
akademis murni, tetapi untuk mempertahankan keyakinan mereka. Yaitu dengan cara
menjelek-jelekkan Islam dan membenarkan agama mereka. Kelompok pengkaji tipe
ini menganggap Islam merupakan agama pencomot ajaran sebelumnya. Pendekatan
yang digunakan yaitu pendekatan Missionarisme.
Lalu ketika dunia Barat mulai mampu menguasai
Timur, terjadilah proses penjajahan, penguasaan, sekaligus pengendalian
terhadap negara-negara Timur terutama yang sedang berkembang. Jadi pengkajian
Islam dan elemen-elemennya hanya sebagai sarana untuk membantu kerja kaum
penjajah dalam rangka memperkuat kekuasaan di daerah jajahannya.
prok prok prok prokk !!! keren mbak ris catatanmu !!! :)
BalasHapus