PERAN GURU DALAM INTERAKSI EDUKATIF
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi
Pendidikan
Dosen Pengampu:
Anissatul Mufarokah, S.Ag. M.Pd
NIP : 197008171998032001
Disusun oleh: Kelompok 5
1. Imro’atus Zahro ( 1725143127 )
2. Khoirul Fahrul Nur Aulia ( 1725143145 )
3. Maidatul Chusna ( 1725143166 )
4. Muhamad Syarif Habibullah ( 1725143187 )
5. Nindia Luluk’ul J. ( 1725143211 )
6. Rieska Seventina ( 1725143244 )
Kelas:
II-B
PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
(FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
MEI 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan sedikit dari ilmu-Nya Yang Maha Luas sehingga
upaya penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Shalawat
serta salam tidak lupa kami haturkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Dr.Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi kesempatan
untuk belajar di IAIN Tulungagung.
2.
Anissatul
Mufarokah, S.Ag M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
3.
Rekan-rekan
PGMI 2-B yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
4.
Semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan makalah ini.
Tentunya
kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.
Tulungagung, 28 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang....................................................................................
B.
Rumusan
Masalah...............................................................................
C.
Tujuan
Pembahasan Masalah...............................................................
D.
Batasan
Masalah..................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Interaksi Edukatif.............................................................
B.
Ciri-ciri
Interaksi Edukatif..................................................................
C.
Interaksi
Edukatif Sebagai Proses Belajar Mengajar..........................
D.
Hubungan
Motivasi De ngan Interaksi Edukatif ...............................
E.
Peran
Guru Dalam Interaksi Edukatif.................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..........................................................................................
B.
Saran....................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia adalah mahkluk ciptaan allah yang sifatnya sosial. Disebut
sosial karena manusia dalam menjalankan hidup sehari-hari tidak lepas dari
hubungan interaksi yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam hubungan sosial ada proses interaksi yang berlansung dalam berbagai
bentuk komunikasi dan situasi, dari berbagai macam situasi tersebut ada situasi
khusus yaitu situasi pembelajaran. interaksi dalam situasi ini bernilai
edukatif karena mempunyai tujuan untuk
mendidik dan mengarahkan anak didik kearah kedewasaannya.
Dalam hal ini yang menjadi pokok adalah maksud dan tujuan dari
berlangsungnya interaksi tersebut, karena kegiatan interaksi itu memang
direncanakan atau disengaja. Kesadaran dan kesenjangan merupakan hal yang
mempengaruhi berbagai interaksi yang muncul dalam proses pembelajaran pada diri
guru dan siswa.
Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah
dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya sehingga interaksi itu merupakan
hubungan yang bermakna dan kreatif.
Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan.
karena itu, interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah
antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
Untuk itu pembahasan dalam makalah ini untuk menjelaskan tentang
interaksi edukatif dan hal-hal yang terkait didalamnya.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan Masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
pengertian interaksi edukatif ?
2.
Apa
ciri-ciri interaksi edukatif ?
3.
Bagaimana
Interaksi edukatif sebagai proses belajar mengajar ?
4.
Bagaimana
hubungan motivasi dengan interaksi edukatif ?
5.
Apa
peran guru dalam interaksi edukatif ?
C.
Tujuan
Pembahasan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu :
1.
Mendiskripsikan
pengertian interaksi edukatif.
2.
Menjelaskan
ciri-ciri interaksi edukatif.
3.
Menjelaskan
Interaksi edukatif sebagai proses belajar mengajar.
4.
Menjelaskan hubungan motivasi dengan interaksi edukatif .
5.
Mengetahui
peran guru dalam interaksi edukatif.
D.
Batasan
Masalah
Makalah ini hanya membahas pengertian interaksi edukatif, ciri-ciri
interaksi edukatif, Interaksi edukatif sebagai proses belajar mengajar,
hubungan motivasi dengan interaksi edukatif, dan peran guru dalam interaksi
edukatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Interaksi Edukatif
Interaksi
adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.[1]
Sedangkan edukatif berasal dari kata bahasa Inggris
"to educate" yang artinya mendidik (kt. kerja) menjadi educative
(kt.sifat) atau education (kt.benda). Sehingga edukatif (educative) bisa
diartikan segala sesuatu yang bersifat mendidik atau berhubungan dengan
pendidikan.[2] Jadi interaksi edukatif adalah interaksi yang
berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran.
Interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu
dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu yakni untuk
mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar).[3]
Interaksi akan
selalu berkait dengan istilah komunikasi atau hubungan. Dalam proses
komunikasi, dikenal adanya unsur komunikan dan komunikator. Hubungan antara
komunikator dengan komunikan biasanya karena menginteraksikan sesuatu, yang
dikenal dengan istilah pesan (message). Kemudian untuk menyampaikan atau
mengontakkan pesan itu diperlukan adanya media atau saluran (channel). Dinamika
kehidupan masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan komunikasi dan
interaksi dalam hubungannya dengan pihak lain dan kelompok.
Interaksi yang
dikatakan sebagai interaksi edukatif, apabila secara sadar mempunyai tujuan
untuk mendidik, untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya. Jadi dalam
hal ini yang penting bukan untuk interaksinya, tetapi yang pokok adalah maksud
dan tujuan berlangsungnya interaksi itu sendiri.[4]
Karena tujuan menjadi hal yang pokok, kegiatan interaksi itu memang direncana
atau disengaja.
Dari penjelasan
diatas kami mengilustrasikan yaitu, misalnya interaksi yang terjadi dalam
kehidupan suatu keluarga. Pada hari minggu pagi, ayah, ibu beserta anak-anaknya
sedang berkumpul santai disebuah serambi depan. Mereka bersendagurau dengan
senang, karena kebetulan hari libur. Ayahnya bercerita tentang kejadian lucu
dikantor, kemudian ibunya bercerita tentang kejadian dipasar, sedang
anak-anaknya bercanda, ada yang mendengarkan cerita ayah dan ibunya, ada yang
berlari-lari kesana kemari. Suasanapun menjadi gelak tawa yang menyenangkan.
Ditengah-tengah suasana gelak tawa itu kemudian keluarlah pembantu rumah tangga
untuk menyajikan teh dan hidangannya, tetapi secara tiba-tiba salah seorang
diantara anaknya memukul pembantu sehingga air teh pada gelas yang akan
dihidangkan itu tumpah. Karena tingkah salah seorang anaknya tadi itulah ayah
menjadi marah, menegur dan memanggil anak tersebut untuk dinasehati, dengan
suatu harapan atau tujuan dengan anak tadi tidak mengulangi perbuatannya karena
itu tidak baik, tidak sopan. Peran ayah yang tadinya hanya sekadar partner bersendagurau
tanpa ada maksud tertentu, kemudian berubah menjadi penasihat , sebagai
pendidik yang ingin mengubah tingkah laku anaknya yang dianggap melanggar
norma-norma kesopanan. Begitu juga si anak, menjadi diam memerhatikan
nasihat-nasihat yang diberikan ayahnya. Anak itu belajar sesuatu yang baru.
Bahwa memukul orang lain itu tidak baik, tidak boleh, karena ... dan
seterusnya. Anak dituntut untuk mengubah sikap dan tingkah lakunya. Perubahan
tingkah laku inilah sebagai pencerminan dari hasil belajar.
Dengan contoh
ilustrasi diatas, jelas dilihat dari kacamata interaksi edukatif, tidak semua
bentuk dan kegiatan interaksi dalam suatu kehidupan berlangsung dalam suasana
interaksi edukatif, yang didesain untuk suatu tujuan tertentu. Hanya perlu
diketahui bahwa tidak semua hasil belajar itu berlangsung secara sadar dan
terarah. Bahkan ada kecenderungan bahwa perubahan-perubahan yang tidak disadari
dan tidak direncana itu lebih banyak memberi kemungkinan perubahan tingkah laku
yang berada diluar titik tujuan. Oleh karena itu, kemungkinan-kemungkinan
tersebut perlu diarahkan, didesain. Setidak-tidaknya sebagian dari kehidupan
itu perlu dibimbing secara sistematis. Di siniah saat munculnya gambaran
seorang guru. Guru dibutuhkan untuk membimbing, memberi bekal yang bergna. Ia
sebagai guru harus dapat memberikan sesuatu secara didaktis, dengan tugasnya
menciptakan situasi interaksi edukatif.
B.
Ciri-Ciri
Interaksi Edukatif
Dalam suatu interaksi edukatif,
setidaknya mengandung beberapa ciri, yaitu:
1.
Adanya tujuan yang hendak dicapai
Tujuan dalam interaksi edukatif adalah membantu
anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Hal ini bermaksud agar interaksi
edukatif sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat
perhatian, sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung. Tujuan juga
berfungsi sebagai penentu arah jalanya edukasi.
2.
Ada
pesan atau bahan yang menjadi inti interaksi
Dalam proses edukasi hendaknya terdapat suatu materi khusus yang
disusun dan dipersiapkan sedemikian rupa agar interaksi edukasi dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Dalam
hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain.
3.
Ada pelajar yang aktif mengalami
Pelajar/anak didik merupakan sentral edukasi.
Sehingga setiap aktifitasnya merupakan syarat mutlak terjadinya proses edukasi.
Aktivitas anak didik dalam hal ini baik
secara fisik maupun mental.
4.
Ada guru/pendidik yang melaksanakan[5]
Dalam penerapannya sebagai pembimbing, guru
harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi
edukatif yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi
proses interaksi edukatif, sehingga guru merupakan tokoh yang akan dilihat dan
ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.
5.
Ada metode untuk mencapai tujuan
Metode belajar adalah sistem penggunaan
teknik-teknik didalam interaksi antara guru dan anak didik dalam program
belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Metode ini juga mempengaruhi
efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan edukasi. Beberapa teknik yang dapat
digunakan dalam interaksi dan komunikasi itu antara lain bermain, tanya jawab,
ceramah, diskusi, peragaan, eksperimen, kerja kelompok, sosio drama, karya
wisata dan modul.
6.
Ada
situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik
Termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang
berkaitan dengan peserta didik, keadaan guru, keadaan kelas-kelas pengajaran
yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan suatu
metode. Terhadap situasi yang dapat diperhitungkan, kita (guru) dapat
menyediakan alternatif metode-metode mengajar dengan mengingat
kemungkina-kemungkinan perubahan situasi. Situasi pengajaran yang kondusif
(mendukung) sangat menentukan dan bahkan menjadi salah satu indikator
terciptanya interaksi pengajaran, yang edukatif sifatnya.
7.
Ada penilaian terhadap hasil interaksi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam
belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Evaluasi tidak hanya sekedar menentukan angka
keberhasilan belajar tetapi yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk umpan
balik (feed back) dari proses interaksi edukatif yang dilaksanakan
C.
Interaksi
Edukatif Sebagai Proses Belajar Mengajar.
Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif,karena pendidikan
menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya
bahwa dalam suatu peristiwa pendidikan , pendidik (pengajar/guru) dan anak didik
(siswa) berpegang pada ukuran, norma kehidupan, panadangan terhadap individu
dan masyarakat , nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber
di dalam pendidikan.[6]
Aspek itu sangat dominan dalam merumuskan tujuan secara umum. Oleh karena itu,
persoalan ini merupakan bidang pembahasan teori danfilsafat ilmu pendidikan.
Tetapi di samping perumusan secara normatif, pendidikan dapat dirumuskan dalam
sudut proses teknis, yakni terutama di liat dari segi peristiwanya. Peristiwa
dalam hal ini merupakan suatu kegiatan praktis yang langsung dalam suatu masa
dan terikat dalam suatu situasi serta terarah pada suatu tujuan . peristiwa tersebut adalah suatu rangkaian
kegiatan komunikasi antarmanusia ,rankaian kegiatan yang pengaruh memengaruhi.
Satu rangkaian perubahan dan pertumbuhan – fungsi jasmaniah, pertumbuhan watak,
pertumbuhan intelek dan pertumbuhan sosial. Semua ini tercakup dalm peristiwa
pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat
kompleks yang dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia.
D.
Hubungan
Motivasi Dengan Interaksi Edukatif
Motivasi memiliki akar bahasa latin movere, yang berarti gerak atau
dorongan untuk bergerak. Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan
dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat
bergerak.[7]
Motivasi sangat berperan penting dalam interaksi edukatif karena
dengan adanya motivasi yang diberikan oleh seorang pendidik dapat menjadi daya
penggerak siswa yang kemudian menimbulkan kegiatan belajar. Untuk itu tugas
guru dalam interaksi edukatif tidak
mendominasi kegiatan , namun membantu menciptakan kondisi yang kondusif
serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi
dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar.
Secara khusus, interaksi edukatif sebagai interaksi belajar
mengajar yang berintikan pada kegiatan motivasi.[8]
E.
Peran
Guru Dalam Interaksi Edukatif
Sekolah merupakan media sosialisasi yang lebih luas dari keluarga.
Berbeda dengan sosialisasi dalam keluarga, disekolah anak dituntut untuk
bersikap mandiri dan senantiasa memperoleh perlakuan yang tidak berbeda dari
teman-temannya.[9]
Kelompok pendidik atau guru disekolah, diharapkan mampu menciptakan
suatu suasana yang sangat mendorong motivasi dan keberhasilan anak didiknya. [10]
Dibawah ini kami jabarkan beberapa peran guru dalam interaksi edukatif yaitu
sebagai berikut :
1.
Informator
Dalam peran
ini, guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik. Jadi guru merupakan pemberi
informasi bagi para siswanya dimanapun ia berada. Sebagai pendidik, hendaknya
guru terbuka dengan berbagai informasi yang diketahuinya dan tidak menyembunyikannya dari anak didiknya.
2.
Organisator
Peran guru
sebagai organisator yaitu guru mengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal
pelajaran, dan semua komponen mengajar dikelola sedemikian rupa sehingga
tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien dan pembelajaranpun bisa
terstruktur dan tersusun dengan baik.
3.
Motivator
Peran guru
sebagai motivator sangat diperlukan dalam interaksi belajar mengajar. Untuk
menimbulkan semangat belajar siswa dan memunculkan rasa keingintahuan. Guru harus memberikan rangsang dan dorongan
untuk mendinamiskan potensi siswa, menumbuhkan kreativitas dan kreatifitas,
sehingga potensi siswa dapat berkembang semaksimal mungkin dan mempermudah
siswa dalam mencapai tujuan hidupnya karena siswa mempunyai semangat tinggi
untuk meraih mimpi-mimpinya.
4.
Pengarah
/ direktor
Dalam peranan
ini, jiwa kepemimpinan guru lebih mendominasi. Guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan anak didinya terutama dalam pembelajaran agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Apabila guru tidak mampu melakukan peran ini, maka siswa akan
bertingkah seenaknya sendiri dan tidak akan mematuhi aturan-aturan yang ada di
sekolah tersebut.
5.
Inisiator
Dalam hal ini,
guru berperan sebagai pencetus ide-ide kreatif yang positif yang dapat dicontoh
siswanya dan dapat mengembangkan pembelajaran sehingga kegiatan belajar
mengajar tidak akan membosankan. Dengan demikian, siswa akan memiliki semangat
belajar yang tinggi dan akan mencapai prestasi yang diharapkannya serta
diharapkan orang tua dan orang-orang disekitarnya.
6.
Transmitter
[11]
Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru akan bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan
dan pengetahuan. Dalam hal ini guru mampu mengambil keputusan secara bijaksana
dan adil terhadap semua peserta didiknya.
7.
Fasilitator
Guru memberikan
fasilitas dan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Misalnya menciptakan
suasana yang menyenangkan dan serasi dengan perkembangan siswa sehingga
interaksi belajar mengajar akan berjalan dengan efektif.
8.
Mediator
Mediator dalam
hal ini dapat diartikan sebagai “penengah dalam kegiatan belajar mengajar
siswa”. [12]
Misalnya menengahi atau memberi jalan keluar masalah yang dihadapi siswa saat
diskusi atau tugas-tugas siswa yang mengalami kemacetan ( tidak selesai ).
9.
Evaluator
Guru mempunyai
kewajiban untuk menilai prestasi siswa di bidang akademik maupun non akademik,
menilai tingkah laku siswa dan memberi masukan kepada peserta didiknya sehingga
dapat menentukan peserta didik tersebut berhasil atau tidak dalam pembelajaran,
hal ini tidak hanya dilakukan diakhir semester atau akhir tahun ajaran saja,
tetapi juga dilakukan setelah pembahasan per bab.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR RUJUKAN
A M,
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar .Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Narwoko, Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar
dan Terapan. Jakarta : Prenada Media Grup.
Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi diakses pada 24 mei 2015.
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20111123060813AA3ghxy diakses pada 24 mei 2015.
http://perkembanganpesertadidik7.blogspot.com/2014/04/interaksi-edukatif-komponen-komponennya.html diakses pada 24 mei 2015.
[4] Sardiman A.M, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1986
), hal.7
[6] Sardiman A.M, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar ...hal.18
[9] Dwi Narwoko dan
Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. ( Jakarta :
Prenada Media Grup, 2004 ), hal.94-95
[10] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. ( Jakarta :
Rajawali Pers, 1986 ), hal. 412
Tidak ada komentar:
Posting Komentar