MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum MI
Dosen Pengampu: Hamidah Abdul Shomad Elfin Nikmati, M.Pd.I
Disusun oleh:
Kelompok III
1. Muh. Mahmud Fauzi (
1725143180 )
2. Nina Lutfiana (1725143208
)
3. Rieska Seventina (1725143244 )
Kelas: III-B
Semester III
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
|
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Asas-asas Pendidikan Islam” dengan hadirnya makalah ini dapat
memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Sholawat
dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun
menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak
dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr.
Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin kepada
penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2.
Ibu Hamidah Abdul Shomad Elfin Nikmati, M.Pd.I selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.
Teman-teman
semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah
membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena
itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semuanya.
Tulungagung,
1 Oktober 2015
ii
|
COVER................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar belakang........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan Pembahasan
Masalah..................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.
Peran Kurikulum
dalam Dunia Pendidikan............................................... 3
B.
Fungsi
Kurikulum...................................................................................... 5
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 19
A.
Kesimpulan ............................................................................................... 19
B.
Saran ......................................................................................................... 20
DAFTAR
RUJUKAN.......................................................................................... 21
iii
|
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Adanya suatu
organisasi atau instansi tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Begitu pula suatu instansi besar dibidang pendidikan, yakni sekolah.
Sekolah atau pendidikan juga pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam
mencapai tujuan tersebut, perlu adanya
rancangan-rancangan agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal dan terarah.
Rancangan tersebut sering disebut dengan kurikulum.
Kurikulum
sering diartikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan, baik
ditingkat paling atas maupun pendidikan ditingkat paling bawah. Dengan adanya kurikulum, diharapkan tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan maksimal, karena tidak ada pendidik maupun
peserta didik yang bertindak seenaknya, sehingga tidak ada lagi yang namanya
“buta huruf” atau yang sejenisnya. Generasi penerus bangsa juga diharapkan
mampu memperbaiki dan mengatasi segala permasalahan bangsa ini. Peserta didik juga diharapkan mampu terjun
didunia masyarakat dengan baik.
Akan tetapi,
seiring dengan penggunaannya, kurikulum tidak berfungsi dengan baik, hal ini
dikarenakan banyak faktor. Ketidakpahaman pendidik tentang penerapan kurikulum
merupakan salah satu faktornya, sehingga mereka menerapkan kurikulum dengan
tidak benar. Hal ini menyebabkan peran
dan fungsi kurikulum tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga tujuan
pendidikan juga tidak dapat dicapai dengan maksimal yang akan mengakibatkan
terhambatnya kemajuan bangsa.
1
|
B.
Rumusan Masalah
Masalah-masalah
yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana peran
kurikulum dalam dunia pendidikan?
2.
Apa fungsi
kurikulum?
C.
Tujuan Pembahasan
Masalah
Pembahasan
masalah dalam makalah ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui
peran kurikulum dalam dunia pendidikan.
2.
Mengetahui
fungsi kurikulum.
PEMBAHASAN
A.
Peran Kurikulum
dalam Dunia Pendidikan
Sebelum
membahas peran kurikulum dalam dunia pendidikan, hendaknya kita mengetahui pengertian dari peran itu sendiri,
agar kita dapat menggunakannya dengan tepat.
Istilah peran
sering diucapkan banyak orang untuk mengungkapkan sebuah maksud tertentu. Peran
sering digunakan untuk menyatakan posisi atau kedudukan tertentu. Tidak hanya
kedudukan seseorang (manusia), tetapi juga untuk menyatakan kedudukan suatu
benda mati, pekerjaan, ataupun suatu aturan.
Peran kurikulum
dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Karena tanpa kurikulum, maka
pendidikan tidak akan terarah dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara
maksimal. Peran kurikulum dalam dunia pendidikan diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Peran
konservatif
3
|
Melalui kurikulum, siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika kembali ke masyarakat, dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran ini penting bagi masyarakat, dikaitkan dengan cepatnya pengaruh budaya asing yang masuk sebagaikonsekuensi era globalisasi, yang dimungkinkan budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya lokal, akan semakin menggerogoti budaya asli. Dengan peran konservatif kurikulum berperan menangkal berbagai macam pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat dapat selalu terjaga dan terpelihara
2.
Peranan Kritis
dan Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan berkembang semakin maju. Sekolah
tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, tetapi juga menilai dan memilih
berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan.[2] Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi
dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Tidak setiap
nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan
budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat,
demikian juga ada kalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan
nilai-nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan jaman. Dengan
demikian kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau buadaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikukum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang
dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Peranan ini dilatarbelakangi
oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat
senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa
lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa
sekarang. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan
mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak
didik.
3.
Peranan Kreatif
dan Konstruktif
Kurikulum
berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam
artian menciptakan dan menyusun hal yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dimasa sekarang dan masa mendatang[3]. Sehingga
sekolah sebagai pengguna kurikulum, memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan
hal-hal baru sesuai dengan tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat
tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan.
Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif. Kurikulum harus mampu
menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat
yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal
baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi
yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat
yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.[4]
Kurikulum harus berperan kreatif sebab
jika kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan
selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada
akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan
tuntutan sosial masyarakat.
B.
Fungsi Kurikulum
Kata fungsi berasal dari bahasa Inggris function
yang mempunyai banyak arti, diantaranya berarti jabatan, kedudukan, dan
kegiatan. Dalam kalimat bahasa Indonesia, kata fungsi, tugas, dan tujuan
kadang-kadang agak rancu. Kalimat tersebut akan menjadi lebih jelas jika
ditandai dengan kata depan sebagai berikut: Ali berfungsi sebagai guru,
tugasnya mengajar, tujuannya untuk mencerdaskan peserta didik. Kata fungsi jika
subjeknya sebagai orang bermakna jabatan atau kedudukan. Sedangkan jika
subjeknya bukan orang bermakna sebagai alat.[5]
Sedangkan dalam KBBI, fungsi adalah jabatan
(pekerjaan) yang dilakukan[6].
Fungsi adalah suatu bagian dari program untuk
melaksanakan tugas tertentu dan letaknya dipisahkan dari program yang
menggunakannya.[7]
Sehingga,
dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi adalah suatu kedudukan dari sebuah sistem
tertentu.
Pada dasarnya
kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum
adalah segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru
dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi
siswa, disusun secara sistematis dan logis , diberikan oleh sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
1. Fungsi Pendidikan Umum (common and general
education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi
kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
2. Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan
kemampuan, perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Sebagai alat pendidikan,
kurikulum seharusnya dapat memberikan
pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
3. Eksplorasi (Eksploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum
harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa.
Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan
bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
4. Keahlian (Spesilization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai
dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakatnya siswa. Dengan
demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya
perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik lainnya.
Berkaitan
dengan anak didik sebagai subjek pendidikan,
menurut Alexander
Inglis yang dikutip oleh beberapa penulis dalam bukunya, fungsi kurikulum adalah
sebagai berikut :
1.
Fungsi
Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)
Individu yang
hidup dalam lingkungan tentunya memiliki perbedaan-perbedaan karena setiap
orang memiliki kepribadian sendiri, dan disetiap lingkungan mempunyai adat
istiadat tersendiri. Karena lingkungan bersifat dinamis dan senantiasa
mengalami perubahan. Disinilah fungsi kurikulum sebagai penyesuai, karena jika
tidak disesuaikan maka akan terdapat pertentangan antara masing-masing individu
dari lingkungan (daerah) yang berbeda[9].
Kurikulum sebagai alat pendidikan juga harus mampu mengarahkan peserta didik
untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun ia berada.
2.
Fungsi
Integrasi (The Integrating Function )
Kurikulum
berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang
terintegrasi. Karena individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi
yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan integrasian
dalam masyarakat.[10]
Karena kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilka pribadi yang
utuh.
3.
Fungsi
Diferensiasi
Kurikulum perlu
memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam masyarakat.
Pada dasarnya diferensiasi akan mendorong orang berfikir kritis dan kreatif,
sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Karena potensi yang
dimiliki anak didik berbeda-beda, dan pendidikan berperan sebagai pengembang
potensi tersebut. [11] jadi
fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat dimulai dengan memprogram kurikulum
pendidikan yang relevan dan mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar yang
mendorong perbedaan anak didik tersebut dapat berfikir kreatif, kritis dan
berorientasi kedepan.
4.
Fungsi
Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum
berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan studi lebih
lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih
jauh.[12]
Misalnya untuk melanjutkan studi ke
tingkat yang lebih tinggi ataupun unutk kehidupan dalam masyarakat bagi peserta
didik yang tidak berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya.
5.
Fungsi
Pemilihan[13]
Perbedaan dan
pemilihan (seleksi) memiliki keterkaitan yang kuat. Pengakuan atas adanya
perbedaan berarti memberikan kesempatan seseorang untuk memilih. Disini
kurikulum memberikan kesempatan peserta didik untuk memilih program belajar
yang sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga kemampuan peserta didik akan
berkembang secara maksimal. [14]
Akan tetapi, peserta didik tidak bisa memilih mata pelajaran seenak hatinya
sendiri, namun ada beberapa mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh
peserta didik. Misalnya saat penjurusan di SMA , peserta didik boleh memilih
program pendidikan IPA, IPS, bahasa maupun Keagamaan tetapi mata pelajaran yang
tidak terkait dengan penjurusan seperti Kewarganegaraan dan matematika tetap
harus diikuti oleh peserta didik meskipun dengan porsi yang berbeda.
6.
Fungsi
Diagnostik
Pendidikan harus mampu mengarahkan
dan membantu siswa untuk memahami segala kelebihan dan kekurangan yang
dimilikinya. Sehingga siswa dapat meminimalisir kekurangannya dan
mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki untuk kehidupan yang lebih baik.[15]
Kurikulum juga memiliki fungsi lain
dalam pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan
pendidikan[16]
Fungsi kurikulum merupakan alat
untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya.
Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan sebagai bentuk program, yaitu kegiatan
dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan guru dan peserta didik dalam
pembelajaran. Program tersebut harus dirancang secara sistematis, logis,
terencana dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru
dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
Pendidikan suatu bangsa dengan
bangsa lain tidak sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai filsafat dan
tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segia
agama, ideologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan
demikian dinegara kita tidak sama dengan negara-negara lain, maka:
a.
Kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
b.
Kurikulum merupakan program yang hars
dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan itu.
c.
Kurikulum merupakan pedoman pendidik dan
peserta didik agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
2.
Fungsi kurikulum bagi para penulis[17]
Para penulis buku ajar
mestinya memelajari terlebih dahulu kurikulum yang berlaku pada waktu itu.
Untuk membuat berbagai pokok bahasan, hendaknya penulis buku ajar membuat
analisis intruksional terlebih dahulu. Kemudian menyusun Garis-Garis Besar
Program Pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran tertentu, lalu mencari berbagai
sumber yang relevan. Sumber bahan tersebut dapat berupa bahan cetak (buku,
majalah, makalah, koran, jurnal, hasil penelitian, dan sebagainya), yang
diambil dari para narasumber, pengalaman penulis sendiri atau dari lingkungan,
maupun bahan elektronik (internet). Perlu diingat bahwa tidak semua bahan dari
berbagai sumber tersebut dapat ditulis sebagai bahan pelajaran. Para penulis hendaknya mempertimbangkan
berbagai hal berikut:
a.
Bahan hendaknya bersifat pedagogis, artinya
bahan hendaknya berisi kan hal-hal yang normatif.
b.
Bahan hendaknya bersifat psikologis, yaitu
memerhatikan kejiwaan peserta didik yang menggunakannya. Bahan disesuaikan
dengan perhatian, minat, kebutuhan, dan perkembangan jiwa anak.
c.
Bahan hendaknya disusun secara didaktis, yaitu
terorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk diajarkan.
d.
Hendaknya bahan bersifat sosiologis, artinya
bahan jangan sampai kontroversial dengan keadaan masyarakat sekitar.
e.
Hendaknya bahan bersifat yuridis, yaitu bahan
yang disusun tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
f.
Hendaknya bahan memerhatikan perkembangan jaman
dan IPTEK.
Kriteria penulis bahan tentunya disesuaikan
dengan jenjang pendidikan yang bersangkutan.
3.
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan[18]
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang
bersangkutan yaitu :
a.
Sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.
Kurikulum
merupakan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan
disekolah, yang meliputi:
1)
Jenis program
pendidikan yang harus dilaksanakan.
2)
Cara menyelenggarakan setiap jenis program
pendidikan.
3)
Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan
program pendidikan.
Kurikulum bagi sekolah juga berfungsi sebagai
pedoman kegiatan pendidikan secara menyeluruh.[19] Apabila
tujuan-tujuan serta standar kompetensi yang telah ditetapkan belum tercapai,
maka kurikulum sekolah harus ditinjau ulang untuk dilakukan perbaikan.
Peninjauan ulang tersebut tentunya setelah diadakan kegiatan pembelajaran yang
kemudian dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan yang sesuai.
4.
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah [20]
Kepala sekolah adalah seseorang yang
mempunyai fungsi supervisi, kepemimpinan, administrator, dan manager yang
pertama dan utama pada sekolah tertentu. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
adalah sebagai pedoman dalam memperbaiki situasi dan kondisi belajar yang lebih
baik, sebagai pedoman dalam memberikan
bantuan pada pendidik untuk menciptakan dan memperbaiki proses pembelajaran.
Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman untuk evaluasi terhadap kemajuan
belajar peserta didik, dan sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum pada
masa yang akan datang. Melalui kurikulum, kepala sekolah dapat menyusun program
pendidikan, baik yang bersifat intra maupun ekstrakurikuler. Dengan penyusunan
program tersebut akan dapat diketahui keselarasannya dengan tujuan pendidikan
yang akan dicapai. Sehingga kepala
sekolah dituntut untuk senantiasa mengontrol apakah disekolah yang dipimpinnya
sudah menerapkan kurikulum dengan baik atau belum. Karena keberhasilan program
pendidikan salah satunya ditentukan oleh kurikulum.
5.
Fungsi
kurikulum bagi pengawas[21]
Bagi para
pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau
ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan
pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau
perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
Para pengawas harus bersikap dan bertindak secara profesional dalam membimbing
kegiatan guru disekolah. Pengawas juga perlu mencari data dan informasi
mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dalam
hubungannya dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan,
pemantapan sistem administrasi, dan lain-lain. Implikasinya adalah pengawas
harus menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara
profesional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran
dan implementasinya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai semaksimal
mungkin dan pengembangan peserta didik juga maksimal karena adanya
pembaharuan-pembaharuan.
6.
Fungsi
kurikulum bagi pendidik[22]
Dalam praktiknya, guru merupakan ujung
tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum dilapangan.
Guru juga sebagai faktor kunci dalam keberhasilan suatu kurikulum. Bagaimanapun
baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan sangat bergantung pada
kemampuan guru dilapangan. Efektivitas suatu kurikulum, tidak akan tercapai,
jika guru tidak dapat memahami dan
melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
Artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga
sebagai pelaksana.
Guru
betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan
perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan
masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan.
Guru harus memiliki kompetensi profesional,
kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara
seimbang dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak dan harga mati. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan disampaikan
kepada peserta didik harus sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan,
tetapi harus merupakan satu kesatuan yang utuh
sehingga menjadi satu raga.
7.
Fungsi kurikulum bagi anak didik
Kurikulum yang telah tersusun dengan
baik sebagai organisasi pembelajaran merupakan persiapan bagi individu peserta
didik. Artinya peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman
baru yang diharapkan dapat dikembangkan secara maksimal seiring dengan
perkembangan anak, agar memiliki bekal yang kokoh untuk menghadapi masa
depannya. Program-program pendidikan sebaiknya diorientasikan pada kebutuhan
dan kepentingan peserta didik, yang merupakan subjek sekaligus objek
pendidikan.
8.
Fungsi kurikulum bagi orang tua[23]
Orangtua sebenarnya adalah orang
yang pertama yang bertanggung jawab atas pendidikan dan pendewasaan
anak-anaknya. Seharusnya orangtua memahami dan mendalami isi kurikulum yang
telah ditetapkan oleh sekolah. Orangtua harus bekerjasama dengan pihak sekolah
dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dengan mengomunikasikan segala hal
yang berkaitan dengan perkembangan anak, baik fisik maupun psikis. Fungsi
kurikulum bagi orang tua adalah agar dapat memberikan bantuan kepada pihak sekolah untuk dapatnya mencapai targe
kurikulum yang telah dicanangkan oleh pihak sekolah. Bantuan tersebut bisa
berupa informasi mengenai cara belajar peserta didik, keadaan lingkungan
peserta didik, kesehatan peserta didik, maupun gejala-gejala yang tidak wajar
yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan bantuan tersebut, guru dapat mencari
solusi yang strategis untuk mengatasi masalah yang muncul pada peserta didik
guna mencapai keberhasilan dan tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan tersebut akan mudah dicapai
dengan adanya kerjasama yang harmonis antara pendidik dengan orang tua.
9.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan
pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan.
Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak
dengan suatu kurikulum disekolah. Masyarakat yang cerdas dan dinamis akan
selalu :
a.
Memberikan bantuan, baik moril maupun materil
dalam pelaksanaan kurikulum suatu sekolah.
b.
Memberikan saran-saran, usul atau pendapat
sesuai dengan keperluan-keperluan yang paling mendesak maupun tidak mendesak
untuk dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah.
c.
Berperan serta secara aktif membantu
pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum.
Kurikulum juga berfungsi sebagai acuan dalam mengevaluasi proses
dan output yang dihasilkan oleh kurikulum tertentu[24], sehingga masyarakat dapat bekerjasama dan
memberi masukan untuk mengembangkan dan memperbaiki kurikulum dimasa depan,
yang sesuai dengan kehendak dan kebutuan masyarakat sebagai pengguna serta
disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan jaman yang ada.
Berbagai jenis kurikulum sekolah di
Indonesia hubungannya dengan harapan masyarakat dapat dipaparkan sebagai
berikut:
a.
Pendidikan umum, kurikulumnya mengutamakan
perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang
diwujudkan paada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
b.
Pendidikan kejuruan, kurikulumnya mempersiapkan
peserta didik dapat bekerja pada bidang tertentu dimasyarakat.
c.
Pendidikan luar biasa, kurikulumnya disediakan
bagi peserta didik yang menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat
menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat.
d.
Pendidikan kedinasan, kurikulumnya disediakan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam melaksanakan tugas
kedinasan dimasyarakat nantinya.
e.
Pendidikan keagamaan, kurikulumnya menyiapkan
penguasaan pengetahuan khusus pendidikan agama yang bersangkutan, dengan
harapan lulusannya dapat menjadi pembina agama
yang baik dimasyarakat.
f.
Pendidikan akademik, kurikulumnya menyiapkan
penguasaan ilmu pengetahuaan agar
lulusannya dapat menjadi pioner-pioner pembangunan atas dasar konsep yang baik.
g.
Pendidikan profesional, kurikulumnya menerapkan
pembangunan tertentu, dengan harapan lulusannya dapat bekerja secara
profesional dimasyarakat.[25]
Jadi
kurikulum sangat berpengaruh dalam membangun kemajuan kehidupan masyarakat yang
majemuk di negeri ini.
10. Fungsi
kurikulum bagi pemakai lulusan
Instansi atau perusahaan manapun
yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu lembaga pendidikan tentu
menginginkan tenaga kerja yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat
meningkatnya produktivitasnya. Biasanya para pemakai lulusan selalu melakukan
seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Seleksi dalam bentuk
apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi tersebut tidak mempelajari
terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga kerja
tersebut. Bagaimanapun kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk dari kurikulum yang
ditempuhnya. Para pemakai lulusan harus
mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan
banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang
handal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan
berkualitas. Kurikulum juga berfungsi
sebagai tolak ukur penentuan kadar atau kualitas lulusan. Apabila lulusan
tersebut belum atau tidak sesuai dengan kebutuhan suatu lapangan kerja, maka
pengguna lulusan dapat memberi masukan dan kontribusi pemikiran kepada pihak
sekolah.
11. Fungsi
kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan
Sering kita mendengar bahwa
perguruan tinggi mengeluh tentang mutu lulusan SMA yang kurang memadai. Para
guru di SMA memberi alasan, karena terdapat kelemahan pada lulusan SMP. Guru
SMP tentu tidak mau menerimanya begitu saja, akhirnya melemparkan kelemahan itu
kepada guru SD. Guru-guru di SD inilah yang menjadi tumpuan masalah. Tindakan
saling melemparkan kekurangan atau kesalahan bukanlah solusi terbaik, karena
dapat menimbulkan persoalan yang semakin meruncing. Salah satu jalan keluarnya,
yaitu setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling menyesuaikan dan
mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang ada dibawah atau diatasnya.
Jadikanlah kurikulum SD sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan
kurikulum SMP, dan kurikulum SMP sebagai bahan pertimbangan pengembangan
kurikulum di SMA. Begitulah seterusnya sampai pada perguruan tinggi. Melalui
cara seperti itu, maka kesinambungan kurikulum pada semua jenjang pendidikan
akan semakin jelas. Bagi sekolah yang ada diatasnya, kurikulum merupakan
pengembang atau lanjutan dari pendidikan
sebelumnya.
Dengan demikian, fungsi kurikulum
untuk setiap jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :
a.
Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada
tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang
dibawahnya. Sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum.
b.
Fungsi mempersiapkan tenaga-tenaga terampil,
maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga
terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan,
kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan denga kehidupan sosial.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penyusunan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Pada intinya, peran kurikulum ada empat, yaitu:
a.
Peranan konservatif yaitu peran kurikulum untuk
mewariskan dan menafsirkan nilai-nilai sosial masa lampau yang tetap eksis
dalam masyarakat.
b.
Peranan kritis dan evaluatif, yaitu Kurikukum
harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap
bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
c.
Kurikulum
berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam
artian menciptakan dan menyusun hal yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dimasa sekarang dan masa mendatang
2.
Ada beberapa fungsi kurikulum, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Pendidikan Umum (common and general
education), Suplementasi (Suplementation), Eksplorasi (Eksploration),
Keahlian (Spesilization).
b. Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function), Fungsi
Integrasi (The Integrating Function ), Fungsi Diferensiasi, Fungsi
Persiapan (The Propaedeutic Function), Fungsi Pemilihan, Fungsi Diagnostik.
c.
Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan
pendidikan, Fungsi kurikulum bagi para penulis, Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, Fungsi kurikulum
bagi kepala sekolah, Fungsi
kurikulum bagi pengawas, Fungsi kurikulum bagi pendidik, Fungsi
kurikulum bagi anak didik, Fungsi kurikulum bagi orang tua, Fungsi kurikulum
bagi masyarakat, Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan, Fungsi kurikulum bagi
setiap jenjang pendidikan.
B.
19
|
a.
Bagi pendidik hendaknya mempelajari dan
menerapkan kurikulum dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
maksimal.
b.
Bagi calon pendidik hendaknya mempelajari
kurikulum untuk dijadikan acuan dalam belajarnya.
c.
Bagi peserta didik hendaknya mengetahui segala
hal yang berkaitan dengan kurikulum untuk meningkatkan hasil belajarnya.
d.
Bagi orang tua dan masyarakat sebaiknya
mengetahui segala hal tentang kurikulum dan permasalahan-permasalahan kurikulum
agar dapat mendorong anaknya dalam pencapaian prestasi belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad,
M. 1997. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Setia 1997.
Ana,
Tugas Pengertian Fungsi, Peran dalam http://ana-dgmcs.blogspot.co.id/2011/04/tugas-pengertian-fungsi-peran-dan.html
diakses pada 18 September 2015
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Cahyadi
, Mh Adhi. 2014. Makalah Pengertian,
Dimensi, Fungsi dan Peran Kurikulum dalam http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html
diakses pada tanggal 4 September 2015.
Dakir.
2010. Perencanaan dan Pengembangan
Kurikulum. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Idi , Abdullah.
2007. Pengembangan Kurikulum: Teori
dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Muhaimin. 2005. Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Muslich,
M. 1994. Dasar-dasar Pemahaman
Kurikulum. Malang: YA3.
Nursyamsiyah Yusuf, Pengembangan Kurikulum, Tulungagung:
IAIN SUNAN AMPEL Tulungagung Press, 1989. Hlm 15.
Putra,
Andra. 2014. Peran dan Fungsi
Kurikulum, dalam http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/peran-dan-fungsi-kurikulum.html
dikases pada 04 September 2015
Reksoatmodjo , Tedjo
Narsoyo. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kjuruan. Bandung:PT
Refika Aditama.
Tim Redaksi Kamus
Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat
Bahasa.
Zaini , Muhammad.
2006. Pengembangan Kurikulum :
Konsep, Implementasi, Evaluasi dan Inovasi. Surabaya: Elkaf.
_____. 2009. Pengembangan
Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta: Teras.
[1]
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,(Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hal.17
[2]
Oemar Hamalik, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.12
[3]
Oemar Hamalik, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum... hal.12
[4]Mh
Adhi Cahyadi, Makalah Pengertian,
Dimensi, Fungsi dan Peran Kurikulum dalam http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html
diakses pada tanggal 4 September 2015
[5] Dakir, Perencanaan
dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta:PT RINEKA CIPTA, 2010), hal.13
[6]Tim Redaksi Kamus Bahasa
Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (
Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), hal. 420
[7]Ana, Tugas
Pengertian Fungsi, Peran dalam http://ana-dgmcs.blogspot.co.id/2011/04/tugas-pengertian-fungsi-peran-dan.html diakses pada
18 September 2015
[8]
Andra
Putra, Peran dan Fungsi Kurikulum,
dalam http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/peran-dan-fungsi-kurikulum.html
dikases pada 04 September 2015
[9]Tim Pengembang
MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali
Pers, 2011), hal.9
[10]
Oemar Hamalik, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum... hal.13
[11]
Abdullah Idi, Pengembangan
Kurikulum:Teori dan Praktik, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2007), hal.214
[12]Oemar Hamalik, Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum... hal.14
[13]M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia 1997), hal. 100
[14]
Tim Pengembang
MKDP Kurikulum dan Pembelajaran... hal.9
[15]
Abdullah Idi, Pengembangan
Kurikulum:Teori dan Praktik... hal.214
[16]
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum...
hal.13
[17]
Dakir, Perencanaan
dan Pengembangan Kurikulum...hal.14
[18]
Muhaimin, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta:Raja
Grafindo Persada, 2005), hal.10
[19] M.Muslich, Dasar-dasar
Pemahaman Kurikulum, (Malang: YA3, 1994), hal.2
[20]Muhammad Zaini,
Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta:Teras,
2009), hal.11
[21] Nursyamsiyah
Yusuf, Pengembangan Kurikulum, (Tulungagung:
IAIN SUNAN AMPEL Tulungagung Press) , 1989. Hal15.
[22] Tedjo narsoyo reksoatmodjo, Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kjuruan. (Bandung:PT Refika
Aditama,2010), hal. 58
[23]
Muhammad Zaini,
Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi...hal.12
[24]Muhammad Zaini,
Pengembangan Kurikulum : Konsep, Implementasi, Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya:eLKAF,
2006), hal.8
[25]
Dakir, Perencanaan
dan Pengembangan Kurikulum... hal.19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar