Selasa, 13 Oktober 2015

peran dan fungsi kurikulum

PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum MI
Dosen Pengampu: Hamidah Abdul Shomad Elfin Nikmati, M.Pd.I
Disusun oleh:
Kelompok  III
1. Muh. Mahmud Fauzi                              ( 1725143180 )
2.  Nina Lutfiana                                         (1725143208 )
3.  Rieska Seventina                                                (1725143244 )
Kelas: III-B
Semester III
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG

OKTOBER 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asas-asas Pendidikan Islam” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
            Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin kepada penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2.      Ibu Hamidah Abdul Shomad Elfin Nikmati, M.Pd.I selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3.      Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

Tulungagung, 1 Oktober 2015

ii
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.    Latar belakang........................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.     Tujuan Pembahasan Masalah..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.    Peran Kurikulum dalam Dunia Pendidikan............................................... 3
B.     Fungsi Kurikulum...................................................................................... 5
BAB III PENUTUP............................................................................................. 19
A.    Kesimpulan ............................................................................................... 19
B.     Saran ......................................................................................................... 20
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 21

iii



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Adanya suatu organisasi atau instansi tentunya memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Begitu pula suatu instansi besar dibidang pendidikan, yakni sekolah. Sekolah atau pendidikan juga pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuan tersebut,  perlu adanya rancangan-rancangan agar tujuan dapat tercapai dengan maksimal dan terarah. Rancangan tersebut sering disebut dengan kurikulum.
Kurikulum sering diartikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan, baik ditingkat paling atas maupun pendidikan ditingkat paling bawah.  Dengan adanya kurikulum, diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal, karena tidak ada pendidik maupun peserta didik yang bertindak seenaknya, sehingga tidak ada lagi yang namanya “buta huruf” atau yang sejenisnya. Generasi penerus bangsa juga diharapkan mampu memperbaiki dan mengatasi segala permasalahan bangsa ini.  Peserta didik juga diharapkan mampu terjun didunia masyarakat dengan baik.
Akan tetapi, seiring dengan penggunaannya, kurikulum tidak berfungsi dengan baik, hal ini dikarenakan banyak faktor. Ketidakpahaman pendidik tentang penerapan kurikulum merupakan salah satu faktornya, sehingga mereka menerapkan kurikulum dengan tidak benar.  Hal ini menyebabkan peran dan fungsi kurikulum tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga tujuan pendidikan juga tidak dapat dicapai dengan maksimal yang akan mengakibatkan terhambatnya kemajuan bangsa.
1
Oleh karena itu, kami menyusun makalah ini dengan harapan semua stakeholder pendidikan khususnya kita sebagai calon pendidik mampu menerapkan kurikulum dengan baik sehingga peran dan fungsi kurikulum sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik dan maksimal



B.  Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana peran kurikulum dalam dunia pendidikan?
2.    Apa fungsi kurikulum?

C.  Tujuan Pembahasan Masalah
Pembahasan masalah dalam makalah ini bertujuan untuk:
1.    Mengetahui peran kurikulum dalam dunia pendidikan.
2.    Mengetahui fungsi kurikulum.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Peran Kurikulum dalam Dunia Pendidikan
Sebelum membahas peran kurikulum dalam dunia pendidikan, hendaknya kita  mengetahui pengertian dari peran itu sendiri, agar kita dapat menggunakannya dengan tepat.
Istilah peran sering diucapkan banyak orang untuk mengungkapkan sebuah maksud tertentu. Peran sering digunakan untuk menyatakan posisi atau kedudukan tertentu. Tidak hanya kedudukan seseorang (manusia), tetapi juga untuk menyatakan kedudukan suatu benda mati, pekerjaan, ataupun suatu aturan.
Peran kurikulum dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Karena tanpa kurikulum, maka pendidikan tidak akan terarah dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal. Peran kurikulum dalam dunia pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut :
1.    Peran konservatif
3
Peranan  konservatif yaitu peran kurikulum untuk mewariskan dan menafsirkan nilai-nilai sosial masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat[1]. Sekolah sebagai suatu lembaga sosial dituntut dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan nilai- nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena itu pendidikan pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan di sinilah peranan kurikulum turut membantu proses tersebut.
Melalui kurikulum, siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika kembali ke masyarakat, dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran ini penting bagi masyarakat, dikaitkan dengan cepatnya pengaruh budaya asing yang masuk sebagaikonsekuensi era globalisasi, yang dimungkinkan budaya baru yang tidak sesuai dengan budaya lokal, akan semakin menggerogoti budaya asli. Dengan peran konservatif kurikulum berperan menangkal berbagai macam pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat dapat selalu terjaga dan terpelihara

2.    Peranan Kritis dan Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan berkembang semakin maju. Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, tetapi juga menilai dan memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan.[2] Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat, demikian juga ada kalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan jaman. Dengan demikian kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau buadaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikukum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
3.    Peranan Kreatif dan Konstruktif
Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa sekarang dan masa mendatang[3]. Sehingga sekolah sebagai pengguna kurikulum, memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.[4] Kurikulum harus berperan kreatif sebab  jika kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.

B.  Fungsi Kurikulum
Kata fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang mempunyai banyak arti, diantaranya berarti jabatan, kedudukan, dan kegiatan. Dalam kalimat bahasa Indonesia, kata fungsi, tugas, dan tujuan kadang-kadang agak rancu. Kalimat tersebut akan menjadi lebih jelas jika ditandai dengan kata depan sebagai berikut: Ali berfungsi sebagai guru, tugasnya mengajar, tujuannya untuk mencerdaskan peserta didik. Kata fungsi jika subjeknya sebagai orang bermakna jabatan atau kedudukan. Sedangkan jika subjeknya bukan orang bermakna sebagai alat.[5]
Sedangkan dalam KBBI, fungsi adalah jabatan (pekerjaan) yang dilakukan[6].
Fungsi adalah suatu bagian dari program untuk melaksanakan tugas tertentu dan letaknya dipisahkan dari program yang menggunakannya.[7]
Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi adalah suatu kedudukan dari sebuah sistem tertentu.
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum adalah segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis , diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Menurut Mc Neil isi kurikulum memiliki empat fungsi yaitu, sebagai berikut[8]:
1.    Fungsi Pendidikan Umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education) yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik.
2.    Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Sebagai alat pendidikan, kurikulum  seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
3.    Eksplorasi (Eksploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
4.    Keahlian (Spesilization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakatnya siswa. Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik lainnya.
Berkaitan dengan anak didik sebagai subjek pendidikan,  menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh beberapa penulis dalam bukunya,  fungsi kurikulum  adalah  sebagai berikut :
1.    Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)
Individu yang hidup dalam lingkungan tentunya memiliki perbedaan-perbedaan karena setiap orang memiliki kepribadian sendiri, dan disetiap lingkungan mempunyai adat istiadat tersendiri. Karena lingkungan bersifat dinamis dan senantiasa mengalami perubahan. Disinilah fungsi kurikulum sebagai penyesuai, karena jika tidak disesuaikan maka akan terdapat pertentangan antara masing-masing individu dari lingkungan (daerah) yang berbeda[9]. Kurikulum sebagai alat pendidikan juga harus mampu mengarahkan peserta didik untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dimanapun ia berada.
2.    Fungsi Integrasi (The Integrating Function )
Kurikulum berfungsi  mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Karena individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan integrasian dalam masyarakat.[10] Karena kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilka pribadi yang utuh.
3.    Fungsi Diferensiasi
Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap perbedaan diantara setiap orang dalam masyarakat. Pada dasarnya diferensiasi akan mendorong orang berfikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. Karena potensi yang dimiliki anak didik berbeda-beda, dan pendidikan berperan sebagai pengembang potensi tersebut. [11] jadi fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat dimulai dengan memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar yang mendorong perbedaan anak didik tersebut dapat berfikir kreatif, kritis dan berorientasi kedepan.
4.    Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Kurikulum berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut  untuk suatu jangkauan yang lebih jauh.[12] Misalnya  untuk melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi ataupun unutk kehidupan dalam masyarakat bagi peserta didik yang tidak berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya.
5.    Fungsi Pemilihan[13]
Perbedaan dan pemilihan (seleksi) memiliki keterkaitan yang kuat. Pengakuan atas adanya perbedaan berarti memberikan kesempatan seseorang untuk memilih. Disini kurikulum memberikan kesempatan peserta didik untuk memilih program belajar yang sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga kemampuan peserta didik akan berkembang secara maksimal. [14] Akan tetapi, peserta didik tidak bisa memilih mata pelajaran seenak hatinya sendiri, namun ada beberapa mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik. Misalnya saat penjurusan di SMA , peserta didik boleh memilih program pendidikan IPA, IPS, bahasa maupun Keagamaan tetapi mata pelajaran yang tidak terkait dengan penjurusan seperti Kewarganegaraan dan matematika tetap harus diikuti oleh peserta didik meskipun dengan porsi yang berbeda.
6.    Fungsi Diagnostik
Pendidikan harus mampu mengarahkan dan membantu siswa untuk memahami segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Sehingga siswa dapat meminimalisir kekurangannya dan mengoptimalkan kelebihan yang dimiliki untuk kehidupan yang lebih baik.[15]

            Kurikulum juga memiliki fungsi lain dalam pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan[16]
            Fungsi kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu alat untuk membentuk manusia seutuhnya. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan sebagai bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus dilaksanakan guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Program tersebut harus dirancang secara sistematis, logis, terencana dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
            Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak sama karena setiap bangsa dan negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segia agama, ideologi, kebudayaan, maupun kebutuhan negara itu sendiri. Dengan demikian dinegara kita tidak sama dengan negara-negara lain, maka:
a.       Kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
b.      Kurikulum merupakan program yang hars dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan itu.
c.       Kurikulum merupakan pedoman pendidik dan peserta didik agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
2.      Fungsi kurikulum bagi para penulis[17]
                        Para penulis buku ajar mestinya memelajari terlebih dahulu kurikulum yang berlaku pada waktu itu. Untuk membuat berbagai pokok bahasan, hendaknya penulis buku ajar membuat analisis intruksional terlebih dahulu. Kemudian menyusun Garis-Garis Besar Program Pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran tertentu, lalu mencari berbagai sumber yang relevan. Sumber bahan tersebut dapat berupa bahan cetak (buku, majalah, makalah, koran, jurnal, hasil penelitian, dan sebagainya), yang diambil dari para narasumber, pengalaman penulis sendiri atau dari lingkungan, maupun bahan elektronik (internet). Perlu diingat bahwa tidak semua bahan dari berbagai sumber tersebut dapat ditulis sebagai bahan pelajaran.  Para penulis hendaknya mempertimbangkan berbagai hal berikut:
a.       Bahan hendaknya bersifat pedagogis, artinya bahan hendaknya berisi kan hal-hal yang normatif.
b.      Bahan hendaknya bersifat psikologis, yaitu memerhatikan kejiwaan peserta didik yang menggunakannya. Bahan disesuaikan dengan perhatian, minat, kebutuhan, dan perkembangan jiwa anak.
c.       Bahan hendaknya disusun secara didaktis, yaitu terorganisir sedemikian rupa sehingga mudah untuk diajarkan.
d.      Hendaknya bahan bersifat sosiologis, artinya bahan jangan sampai kontroversial dengan keadaan masyarakat sekitar.
e.       Hendaknya bahan bersifat yuridis, yaitu bahan yang disusun tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
f.       Hendaknya bahan memerhatikan perkembangan jaman dan IPTEK. 
Kriteria penulis bahan tentunya disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang bersangkutan.
3.      Fungsi kurikulum bagi  sekolah yang bersangkutan[18]
            Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan yaitu :
a.       Sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Kurikulum merupakan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan disekolah, yang meliputi:
1)      Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan.
2)      Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan.
3)      Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
Kurikulum bagi sekolah juga berfungsi sebagai pedoman kegiatan pendidikan secara menyeluruh.[19] Apabila tujuan-tujuan serta standar kompetensi yang telah ditetapkan belum tercapai, maka kurikulum sekolah harus ditinjau ulang untuk dilakukan perbaikan. Peninjauan ulang tersebut tentunya setelah diadakan kegiatan pembelajaran yang kemudian dapat dilakukan evaluasi dan perbaikan yang sesuai.
4.      Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah [20]
            Kepala sekolah adalah seseorang yang mempunyai fungsi supervisi, kepemimpinan, administrator, dan manager yang pertama dan utama pada sekolah tertentu. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah adalah sebagai pedoman dalam memperbaiki situasi dan kondisi belajar yang lebih baik, sebagai  pedoman dalam memberikan bantuan pada pendidik untuk menciptakan dan memperbaiki proses pembelajaran. Kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman untuk evaluasi terhadap kemajuan belajar peserta didik, dan sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum pada masa yang akan datang. Melalui kurikulum, kepala sekolah dapat menyusun program pendidikan, baik yang bersifat intra maupun ekstrakurikuler. Dengan penyusunan program tersebut akan dapat diketahui keselarasannya dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Sehingga kepala sekolah dituntut untuk senantiasa mengontrol apakah disekolah yang dipimpinnya sudah menerapkan kurikulum dengan baik atau belum. Karena keberhasilan program pendidikan salah satunya ditentukan oleh kurikulum.
5.      Fungsi kurikulum bagi pengawas[21]
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di sekolah. Kurikulum dapat digunakan pengawas untuk menetapkan hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan. Para pengawas harus bersikap dan bertindak secara profesional dalam membimbing kegiatan guru disekolah. Pengawas juga perlu mencari data dan informasi mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum dalam hubungannya dengan peningkatan mutu guru, kelengkapan sarana pendidikan, pemantapan sistem administrasi, dan lain-lain. Implikasinya adalah pengawas harus menguasai kurikulum yang berlaku agar dapat memberikan bimbingan secara profesional kepada guru-guru, terutama dalam pengembangan program pembelajaran dan implementasinya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai semaksimal mungkin dan pengembangan peserta didik juga maksimal karena adanya pembaharuan-pembaharuan. 
6.      Fungsi kurikulum bagi pendidik[22]
     Dalam praktiknya, guru merupakan ujung tombak pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum dilapangan. Guru juga sebagai faktor kunci dalam keberhasilan suatu kurikulum. Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan sangat bergantung pada kemampuan guru dilapangan. Efektivitas suatu kurikulum, tidak akan tercapai, jika  guru tidak dapat memahami dan melaksanakan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran. Artinya guru tidak hanya berfungsi sebagai pengembang kurikulum, tetapi juga sebagai pelaksana.
Guru betul-betul dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan kurikulum itu sendiri, perkembangan IPTEK, perkembangan masyarakat, perkembangan psikologi belajar, dan perkembangan ilmu pendidikan. Guru harus memiliki kompetensi profesional,  kompetensi pedagogik, kompetensi personal, dan kemampuan sosial secara seimbang dan terpadu. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang mutlak dan harga mati. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh guru dan disampaikan kepada peserta didik harus  sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Guru dengan kurikulum tidak bisa dipisahkan, tetapi harus merupakan satu kesatuan yang utuh  sehingga menjadi satu raga.
7.      Fungsi kurikulum bagi anak didik
            Kurikulum yang telah tersusun dengan baik sebagai organisasi pembelajaran merupakan persiapan bagi individu peserta didik. Artinya peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru dan pengalaman baru yang diharapkan dapat dikembangkan secara maksimal seiring dengan perkembangan anak, agar memiliki bekal yang kokoh untuk menghadapi masa depannya. Program-program pendidikan sebaiknya diorientasikan pada kebutuhan dan kepentingan peserta didik, yang merupakan subjek sekaligus objek pendidikan.
8.      Fungsi kurikulum bagi orang tua[23]
            Orangtua sebenarnya adalah orang yang pertama yang bertanggung jawab atas pendidikan dan pendewasaan anak-anaknya. Seharusnya orangtua memahami dan mendalami isi kurikulum yang telah ditetapkan oleh sekolah. Orangtua harus bekerjasama dengan pihak sekolah dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dengan mengomunikasikan segala hal yang berkaitan dengan perkembangan anak, baik fisik maupun psikis. Fungsi kurikulum bagi orang tua adalah agar dapat memberikan bantuan kepada  pihak sekolah untuk dapatnya mencapai targe kurikulum yang telah dicanangkan oleh pihak sekolah. Bantuan tersebut bisa berupa informasi mengenai cara belajar peserta didik, keadaan lingkungan peserta didik, kesehatan peserta didik, maupun gejala-gejala yang tidak wajar yang dilakukan oleh peserta didik. Dengan bantuan tersebut, guru dapat mencari solusi yang strategis untuk mengatasi masalah yang muncul pada peserta didik guna mencapai keberhasilan dan tercapainya tujuan pendidikan.  Keberhasilan tersebut akan mudah dicapai dengan adanya kerjasama yang harmonis antara pendidik dengan orang tua.
9.      Fungsi kurikulum bagi masyarakat
     Bagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan suatu kurikulum disekolah. Masyarakat yang cerdas dan dinamis akan selalu :
a.    Memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam pelaksanaan kurikulum suatu sekolah.
b.    Memberikan saran-saran, usul atau pendapat sesuai dengan keperluan-keperluan yang paling mendesak maupun tidak mendesak untuk dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah.
c.    Berperan serta secara aktif membantu pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan kurikulum.
Kurikulum juga berfungsi sebagai acuan dalam mengevaluasi proses dan output yang dihasilkan oleh kurikulum tertentu[24],   sehingga masyarakat dapat bekerjasama dan memberi masukan untuk mengembangkan dan memperbaiki kurikulum dimasa depan, yang sesuai dengan kehendak dan kebutuan masyarakat sebagai pengguna serta disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan jaman yang ada. 
            Berbagai jenis kurikulum sekolah di Indonesia hubungannya dengan harapan masyarakat dapat dipaparkan sebagai berikut:
a.       Pendidikan umum, kurikulumnya mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan dengan pengkhususan yang diwujudkan paada tingkat-tingkat akhir masa pendidikan.
b.      Pendidikan kejuruan, kurikulumnya mempersiapkan peserta didik dapat bekerja pada bidang tertentu dimasyarakat.
c.       Pendidikan luar biasa, kurikulumnya disediakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan untuk disiapkan agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat.
d.      Pendidikan kedinasan, kurikulumnya disediakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam melaksanakan tugas kedinasan dimasyarakat nantinya.
e.       Pendidikan keagamaan, kurikulumnya menyiapkan penguasaan pengetahuan khusus pendidikan agama yang bersangkutan, dengan harapan lulusannya dapat menjadi pembina agama  yang baik dimasyarakat.
f.       Pendidikan akademik, kurikulumnya menyiapkan penguasaan  ilmu pengetahuaan agar lulusannya dapat menjadi pioner-pioner pembangunan atas dasar konsep yang baik.
g.      Pendidikan profesional, kurikulumnya menerapkan pembangunan tertentu, dengan harapan lulusannya dapat bekerja secara profesional dimasyarakat.[25]
            Jadi kurikulum sangat berpengaruh dalam membangun kemajuan kehidupan masyarakat yang majemuk di negeri ini.
10.  Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan
            Instansi atau perusahaan manapun yang mempergunakan tenaga kerja lulusan suatu lembaga pendidikan tentu menginginkan tenaga kerja yang bermutu tinggi dan mampu berkompetisi agar dapat meningkatnya produktivitasnya. Biasanya para pemakai lulusan selalu melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja. Seleksi dalam bentuk apapun tidak akan membawa arti apa-apa jika instansi tersebut tidak mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang telah ditempuh oleh para calon tenaga kerja tersebut. Bagaimanapun kadar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dimiliki calon tenaga kerja, merupakan produk dari kurikulum yang ditempuhnya.  Para pemakai lulusan harus mengenal kurikulum yang telah ditempuh calon tenaga kerja. Studi kurikulum akan banyak membantu pemakai lulusan dalam menyeleksi calon tenaga kerja yang handal, energik, disiplin, bertanggung jawab, jujur, ulet, tepat, dan berkualitas.  Kurikulum juga berfungsi sebagai tolak ukur penentuan kadar atau kualitas lulusan. Apabila lulusan tersebut belum atau tidak sesuai dengan kebutuhan suatu lapangan kerja, maka pengguna lulusan dapat memberi masukan dan kontribusi pemikiran kepada pihak sekolah.


11.  Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan
            Sering kita mendengar bahwa perguruan tinggi mengeluh tentang mutu lulusan SMA yang kurang memadai. Para guru di SMA memberi alasan, karena terdapat kelemahan pada lulusan SMP. Guru SMP tentu tidak mau menerimanya begitu saja, akhirnya melemparkan kelemahan itu kepada guru SD. Guru-guru di SD inilah yang menjadi tumpuan masalah. Tindakan saling melemparkan kekurangan atau kesalahan bukanlah solusi terbaik, karena dapat menimbulkan persoalan yang semakin meruncing. Salah satu jalan keluarnya, yaitu setiap jenjang pendidikan harus sama-sama saling menyesuaikan dan mempelajari kurikulum pada sekolah-sekolah yang ada dibawah atau diatasnya. Jadikanlah kurikulum SD sebagai dasar pertimbangan untuk mengembangkan kurikulum SMP, dan kurikulum SMP sebagai bahan pertimbangan pengembangan kurikulum di SMA. Begitulah seterusnya sampai pada perguruan tinggi. Melalui cara seperti itu, maka kesinambungan kurikulum pada semua jenjang pendidikan akan semakin jelas. Bagi sekolah yang ada diatasnya, kurikulum merupakan pengembang atau lanjutan  dari pendidikan sebelumnya.
            Dengan demikian, fungsi kurikulum untuk setiap jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :
a.       Fungsi kesinambungan, yaitu sekolah pada tingkat yang lebih atas harus mengetahui dan memahami kurikulum sekolah yang dibawahnya. Sehingga dapat dilakukan penyesuaian kurikulum.
b.      Fungsi mempersiapkan tenaga-tenaga terampil, maka sekolah tersebut perlu mempelajari apa yang diperlukan oleh tenaga terampil, baik mengenai kemampuan akademik, kecakapan atau keterampilan, kepribadian maupun hal-hal yang berkaitan denga kehidupan sosial.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Kesimpulan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Pada intinya, peran kurikulum ada empat, yaitu:
a.       Peranan  konservatif yaitu peran kurikulum untuk mewariskan dan menafsirkan nilai-nilai sosial masa lampau yang tetap eksis dalam masyarakat.
b.      Peranan kritis dan evaluatif, yaitu Kurikukum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
c.       Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun hal yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimasa sekarang dan masa mendatang
2.      Ada beberapa fungsi kurikulum, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi Pendidikan Umum (common and general education), Suplementasi (Suplementation), Eksplorasi (Eksploration), Keahlian (Spesilization).
b.      Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function), Fungsi Integrasi (The Integrating Function ), Fungsi Diferensiasi, Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function), Fungsi Pemilihan, Fungsi Diagnostik.
c.       Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan, Fungsi kurikulum bagi para penulis, Fungsi kurikulum bagi  sekolah yang bersangkutan, Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah, Fungsi kurikulum bagi pengawas, Fungsi kurikulum bagi pendidik, Fungsi kurikulum bagi anak didik, Fungsi kurikulum bagi orang tua, Fungsi kurikulum bagi masyarakat, Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan, Fungsi kurikulum bagi setiap jenjang pendidikan.
B.    
19
Saran
a.       Bagi pendidik hendaknya mempelajari dan menerapkan kurikulum dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal.
b.      Bagi calon pendidik hendaknya mempelajari kurikulum untuk dijadikan acuan dalam belajarnya.
c.       Bagi peserta didik hendaknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan kurikulum untuk meningkatkan hasil belajarnya.
d.      Bagi orang tua dan masyarakat sebaiknya mengetahui segala hal tentang kurikulum dan permasalahan-permasalahan kurikulum agar dapat mendorong anaknya dalam pencapaian prestasi belajar.






DAFTAR RUJUKAN
Ahmad, M. 1997.  Pengembangan Kurikulum, Bandung: Pustaka Setia 1997.
Ana, Tugas Pengertian Fungsi, Peran dalam http://ana-dgmcs.blogspot.co.id/2011/04/tugas-pengertian-fungsi-peran-dan.html diakses pada 18 September 2015
Arifin, Zainal. 2012.  Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Cahyadi , Mh Adhi. 2014. Makalah Pengertian,  Dimensi, Fungsi dan Peran Kurikulum dalam http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html diakses pada tanggal 4 September 2015.
Dakir. 2010.  Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum.  Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hamalik, Oemar. 2007.  Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Idi , Abdullah. 2007.  Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muslich, M. 1994.  Dasar-dasar Pemahaman Kurikulum. Malang: YA3.
Nursyamsiyah Yusuf, Pengembangan Kurikulum, Tulungagung: IAIN SUNAN AMPEL Tulungagung Press, 1989. Hlm 15.
Putra, Andra. 2014.  Peran dan Fungsi Kurikulum, dalam http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/peran-dan-fungsi-kurikulum.html dikases pada 04 September 2015
Reksoatmodjo , Tedjo Narsoyo. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kjuruan. Bandung:PT Refika Aditama.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.  
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. 2008.  Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Bahasa.
Zaini , Muhammad. 2006.  Pengembangan Kurikulum : Konsep, Implementasi, Evaluasi dan Inovasi. Surabaya: Elkaf.
_____. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta: Teras.



[1] Zainal Arifin,  Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal.17

[2] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.12
[3] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum... hal.12
[4]Mh Adhi Cahyadi, Makalah Pengertian,  Dimensi, Fungsi dan Peran Kurikulum dalam http://mhadhicahyadi.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.html diakses pada tanggal 4 September 2015
[5] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta:PT RINEKA CIPTA, 2010), hal.13
  
[6]Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Pusat Bahasa, 2008), hal. 420
[7]Ana, Tugas Pengertian Fungsi, Peran dalam http://ana-dgmcs.blogspot.co.id/2011/04/tugas-pengertian-fungsi-peran-dan.html diakses pada 18 September 2015
[8] Andra Putra,  Peran dan Fungsi Kurikulum, dalam http://andraputraa.blogspot.co.id/2014/03/peran-dan-fungsi-kurikulum.html dikases pada 04 September 2015

[9]Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), hal.9
[10] Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum... hal.13
[11] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktik, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2007), hal.214
[12]Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum... hal.14
[13]M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia 1997), hal. 100
[14] Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran... hal.9
[15] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum:Teori dan Praktik... hal.214
[16] Zainal Arifin,  Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum... hal.13

[17] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum...hal.14

[18] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005), hal.10
[19] M.Muslich, Dasar-dasar Pemahaman Kurikulum, (Malang: YA3, 1994), hal.2
[20]Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta:Teras, 2009), hal.11
[21]  Nursyamsiyah Yusuf, Pengembangan Kurikulum, (Tulungagung: IAIN SUNAN AMPEL Tulungagung Press) , 1989. Hal15.

[22] Tedjo narsoyo reksoatmodjo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan Kjuruan. (Bandung:PT Refika Aditama,2010), hal. 58



[23] Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi...hal.12
[24]Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum : Konsep, Implementasi, Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya:eLKAF, 2006), hal.8
[25] Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum... hal.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar