Pagi kawan :-)
Sekarang
aku pengen nulis ringkasan pembelajaran Metodologi Studi Islam ( MSI )
pertemuan ketiga, harusnya sih pertemuan keempat tapi karna minggu lalu Pak
Ngainun jalan-jalan ke Thailand jadi ga ngajar. Eh salah sobat, sebenarnya
bukan cuma jalan-jalan, lebih tepatnya
adalah menjemput kakak-kakak yang lagi PPL sama KKN disana, jadi pengen kyak
mereka ;-). Ya udah langsung aja yaa
sobat, pertemuan kali ini membahas tentang 2 hal, yaitu :
1.
Metodologi, Metode, Pendekatan dan Teknik
dalam MSI
2.
Urgensi
MSI
Jadi
beliau memulai memberi gambaran tentang metodologi dengan sebuah perumpamaan,
yaitu bagaimana kita bisa sampai ke bandara Juanda dari Tulungagung dengan
waktu sekitar 3 jam. Banyak temen-temen yang mencoba menjawab ( meskipun
asal-asalan ). Misalnya aku dengan sekilas menjawab dengan naik ambulans dengan
alasan tidak akan ditilang meskipun tidak berhenti saat lampu merah. Dengan
perumpamaan ini dapat disimpulkan bahwa Metodologi adalah ilmu tentang cara melakukan sesuatu.
Ilmu ini bersifat teori. Sedangkan Metode
adalah praktek dari metodologi. Jika dikaitkan dengan
perumpamaan di atas, metode adalah saat kita benar-benar berangkat ke Surabaya
( bandara Juanda ). Dalam Metode, objeknya pasif, sedangkan di Pendekatan itu objeknya aktif. Dan yang terakhir adalah Teknik
. Teknik adalah cara melakukan metode atau pendekatan.
Sekarang
kita masuk ke pembahasan yang kedua, yaitu urgensi MSI. Ada beberapa hal yang
ku garis bawahi tentang urgensi. Misalnya tentang mahasiswa IAIN yang belum
bisa merasa “asyik” dengan ilmu yang dikajinya. Menurut Azra, IAIN mempunyai harapan ganda,
yakni social expectations ( harapan masyarakat ) dan academic expectations ( harapan akademis ). Harapan akademis ini
mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan ilmu.
Salah
satu permasalahan yang paling mendesak untuk segera dipecahkan adalah masalah
metodologi. Kelemahan kalangan umat Islam dalam mengkaji Islam secara
komprehensif adalah tidak menguasai
metodologi. Misalnya orang yang mengetahui 1 hal tentang Islam menyombongkan
diri dan beranggapan bahwa dia telah mengetahui semuanya.
Lebih
lanjut akan dipaparkan tentang pendekatan dalam mengkaji Islam. Ada bebrapa
pendekatan, diantaranya adalah sebagai beikut :
1.
Pendekatan
Filsafat. Menurut Amin Abdullah, dalam suatu agama mempunyai dua unsur, yaitu
unsur sakralitas dan profan ( bisa dikembangkan sesuai dengan perkembangan
zaman ).
2.
Pendekatan
Sosiologi. Menurut Atho’ Mudzar, dapat digunakan dalam studi Islam dengan
mengambil beberapa tema :
a.
Studi
pengaruh agama terhadap masyarakat.
b.
Studi
pengaruh struktur dan perubahan masyarakat terhadap pemahaman ajaran Islam atau
konsep Islam.
c.
Studi
tentang tingkat pengalaman Islam masyarakat.
d.
Studi
pola interaksi sosial masyarakat Muslim.
e.
Studi
gerakan masyarakat yang membawa paham yang dapat melemahkan atau menunjang kehidupan beragama dalam Islam.
3.
Pendekatan
Sejarah. Dalam kajian Islam terdapat dua kutub yang berbeda : orang dalam ( insider ) dan orang luar
( outsider ). Insider yaitu mengkaji sesuatu yang masih dalam ruang
lingkup sendiri ( mengkaji diri sendiri ), sedangkan outsider yaitu mengkaji kebiasaan orang lain.
Hal yang perlu dicermati yaitu :
1.
Pada
dasarnya, untuk mengkaji Islam diperlukan semacam pendekatan yang mampu
menjelaskan darimana sisi “Islam” dilihat.
2.
Sebenarnya
bisa disatukan antara ilmu yang berkembang di Barat dan Islam sendiri. Meskipun
sebenrnya berbeda, namun bila masing-masing memberi ruang untuk saling mengisi,
maka akan saling berkaitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar