Senin, 06 April 2015

catatan MSI (2)



Pagi kawan :-)
Sekarang aku pengen nulis ringkasan pembelajaran Metodologi Studi Islam ( MSI ) pertemuan ketiga, harusnya sih pertemuan keempat tapi karna minggu lalu Pak Ngainun jalan-jalan ke Thailand jadi ga ngajar. Eh salah sobat, sebenarnya bukan  cuma jalan-jalan, lebih tepatnya adalah menjemput kakak-kakak yang lagi PPL sama KKN disana, jadi pengen kyak mereka ;-). Ya udah langsung  aja yaa sobat, pertemuan kali ini membahas tentang 2 hal, yaitu :
1.       Metodologi, Metode, Pendekatan dan Teknik dalam MSI
2.      Urgensi MSI
Jadi beliau memulai memberi gambaran tentang metodologi dengan sebuah perumpamaan, yaitu bagaimana kita bisa sampai ke bandara Juanda dari Tulungagung dengan waktu sekitar 3 jam. Banyak temen-temen yang mencoba menjawab ( meskipun asal-asalan ). Misalnya aku dengan sekilas menjawab dengan naik ambulans dengan alasan tidak akan ditilang meskipun tidak berhenti saat lampu merah. Dengan perumpamaan ini dapat disimpulkan bahwa Metodologi  adalah ilmu tentang cara melakukan sesuatu. Ilmu ini bersifat teori. Sedangkan Metode  adalah praktek dari metodologi. Jika dikaitkan dengan perumpamaan di atas, metode adalah saat kita benar-benar berangkat ke Surabaya ( bandara Juanda ). Dalam Metode, objeknya pasif, sedangkan di  Pendekatan  itu objeknya aktif. Dan yang terakhir adalah Teknik . Teknik adalah cara melakukan metode atau pendekatan.
Sekarang kita masuk ke pembahasan yang kedua, yaitu urgensi MSI. Ada beberapa hal yang ku garis bawahi tentang urgensi. Misalnya tentang mahasiswa IAIN yang belum bisa merasa “asyik” dengan ilmu yang dikajinya.  Menurut Azra, IAIN mempunyai harapan ganda, yakni social expectations ( harapan masyarakat ) dan  academic expectations  ( harapan akademis ). Harapan akademis ini mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan ilmu.
Salah satu permasalahan yang paling mendesak untuk segera dipecahkan adalah masalah metodologi. Kelemahan kalangan umat Islam dalam mengkaji Islam secara komprehensif  adalah tidak menguasai metodologi. Misalnya orang yang mengetahui 1 hal tentang Islam menyombongkan diri dan beranggapan bahwa dia telah mengetahui semuanya.
Lebih lanjut akan dipaparkan tentang pendekatan dalam mengkaji Islam. Ada bebrapa pendekatan, diantaranya adalah sebagai beikut :
1.      Pendekatan Filsafat. Menurut Amin Abdullah, dalam suatu agama mempunyai dua unsur, yaitu unsur sakralitas dan profan ( bisa dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman ).
2.      Pendekatan Sosiologi. Menurut Atho’ Mudzar, dapat digunakan dalam studi Islam dengan mengambil beberapa tema :
a.       Studi pengaruh agama terhadap masyarakat.
b.      Studi pengaruh struktur dan perubahan masyarakat terhadap pemahaman ajaran Islam atau konsep Islam.
c.       Studi tentang tingkat pengalaman Islam masyarakat.
d.      Studi pola interaksi sosial masyarakat Muslim.
e.       Studi gerakan masyarakat yang membawa paham yang dapat melemahkan atau menunjang  kehidupan beragama  dalam Islam.
3.      Pendekatan Sejarah. Dalam kajian Islam terdapat dua kutub yang berbeda :  orang dalam ( insider ) dan orang luar ( outsider ). Insider yaitu mengkaji sesuatu yang masih dalam ruang lingkup sendiri ( mengkaji diri sendiri ), sedangkan outsider  yaitu mengkaji kebiasaan orang lain.

Hal yang perlu dicermati yaitu :
1.      Pada dasarnya, untuk mengkaji Islam diperlukan semacam pendekatan yang mampu menjelaskan darimana sisi “Islam” dilihat.
2.      Sebenarnya bisa disatukan antara ilmu yang berkembang di Barat dan Islam sendiri. Meskipun sebenrnya berbeda, namun bila masing-masing memberi ruang untuk saling mengisi, maka akan saling berkaitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar