Selasa, 14 April 2015

Catatan MSI ( 4 )


Pagi sobat
Metodologi Studi Islam sudah sampai pada bahasan “Studi Islam di Barat” niih,, tentunya banyak pihak yang bertanya-tanya kan kenapa melakukan setudi Islam di Barat ?? kenapa ga di Timur Tengah aja..?? Jangan salah kawan, di Baratpun juga ada tokoh-tokoh besar Islam. Disini aku akan sedikit menjabarkan tentang orang-orang Indonesia yang melakukan studi Islam di Barat.
            Pada zaman Belanda, orang Indonesia sekolah untuk kepentingan politik Belanda kawan. Kolonial Belanda menyekolahkan penduduk pribumi di negerinya agar orang orang-orang Indonesia mengikuti hal-hal yang dilakukan Belanda dan tunduk kepadanya karena merasa berhutang budi. Yang bisa sekolah juga hanya kaum-kaum menengah yang tentunya hanya sedikit.  Hal ini terjadi sampai tahun 1871. Pada tahun 1871, orang Indonesia pertama yang menempuh pendidikan di Belanda yaitu Raden Mas Ismangoen Danoewinoto.
            Pada tahun 1900an, sudah mulai banyak orang Indonesia yang bersekolah di Belanda. Bung Hatta misalnya.
            Sebelum Indonesia merdeka, tidak ada 1 orangpun orang Indonesia yang melakukan studi Islam di Barat, yang ada adalah studi umum. Orang pertama yang melakukan studi Islam di Barat yaitu M.Rasjidi ( menteri agama pertama di Indonesia ) di universitas Sorbone Perancis pada tahun 1954 dan mendapatkan gelar Dr.
            Yang kedua yaitu Harun Nasution pada tahun 1960an. Beliau  juga yang memulai membudayakan penulisan karya tulis untuk didiskusikan dalam perkuliahan. Beliau ingin IAIN yang saat itu hanya ada dua yaitu di Jakarta dan Jogja menjadi Centre of Excellent ( pusat keunggulan ) studi Islam.
            Yang ketiga adalah Mukti Ali. Yaitu seorang ahli Riset of Religion dan Comperatife Religion.
            Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam studi Islam. Yaitu :
1.      Pendekatan Filologis : Mempelajari Islam dari buku-buku Islam.
2.      Pendekatan Ilmiah : Mempelajari Islam langsung dari masyarakat-masyarakat Islam.
3.      Pendekatan Fenomenologi-interpretatif : Mempelajari Islam dengan cara melihat objek secara natural tanpa merubah apapun meski kita punya pandangan sendiri.

Lalu ada juga pluralistic approach atau pendekatan plural. Inti dari pendekatan ini yaitu aspek agama jangan dilihat dari 1 sudut pandang. Dan pendekatan yang menghakimi justru akan mengurangi jumlah orang Islam. Jadi jangan mudah menghakimi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar