Selasa, 14 April 2015

Catatan MSI ( 3 )


Selamat siang kawan
Pada pertemuan ini ( 07-04-2015 ) membahas tentang hubungan psikologi dengan agama dan sikap keberagaman ekstrinsik intrinsik. Sebenarnya ga banyak siih yang bisa ku ingat, mungkin karena beberapa faktor yang tidak bisa kusebutkan. Langsung aja yaa
            Banyak tokoh psikologi yang antagonis terhadap agama. William James misalnya, dia menganggap bahwa tokoh agama adalah orang yang bisa mengaduk-aduk emosi orang lain. Misalnya saja saat di pengajian, seorang penceramah bisa membuat jamaah pengajian tersebut menangis dalam waktu yang bersamaan.
            Sedangkan Sigmund Freud menganggap tokoh agama sebagai universal obsessional neurosis. Sigmund Freud merupakan tokoh Psikoanalisa yang membahas tentang id, ego, dan superego. Dalam hal ini akan dijabarkan sebagai berikut :
1.      Dihargai => Setiap orang ingin dihargai, tapi kebanyakan orang tidak menghargai orang lain.
2.      Didengar => Setiap orang ingin didengar, tetapi kebanyakan orang tidak mau mendengar orang lain.
Ego : Semakin sehat psikologi seseorang, maka semakin bisa ia menghargai dan mendengar orang lain.
            Sekarang saya akan mencoba menulis sedikit yang saya fahami dari pembahasan kedua yaitu sikap keberagaman intrinsik ekstrinsik.
            Ekstrinsik yaitu tampilan fisik. Jadi ekstrinsik ini dapat kita lihat dengan mudah. Misalnya keseharian atau gerak-gerik seseorang. Sedangkan Intrinsik  yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam ekstrinsik. Intrinsik dan ekstrinsik sangat berkaitan, akan tetapi kita tidak dapat melakukan intrinsik sebelum ekstrinsik. Misalnya saja “shalat berjamaah”. Ekstrinsiknya adalah pahala yang didapatkan lebih banyak daripada shalat sendirian. Sedangkan intrinsiknya yaitu dengan shalat berjamaah, kita dapat menjalin silaturahmi dengan orang lain.  
            Dalam pertemuan ini juga sedikit membahas tentang “Sejarah Awal Studi Islam”. Studi Islam sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. 
Ada kata-kata bijak yang bisa saya ingat dari perkuliahan kali ini. Yaitu :
Kita tidak bisa merubah orang lain sesuai kehendak kita. Tetapi kita bisa merubah orang lain melalui diri kita dengan cara merubah cara pandang kita terhadap orang tersebut. Karena jika sejak awal kita memandang seseorang negatif, maka semua yang dia lakukan menurut kita adalah salah. Jika kita memandang seseorang dari sisi positif, maka semua yang dia lakukan adlah benar. Karena “Musuhmu tidak akan membenarkan semua yang kamu lakukan”.  
Keberanian dan kemauan sesorang untuk mengalah mencerminkan besarnya jiwa seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar